Perum Jasa Tirta Pastikan Bendungan dan Terowongan Aman Pasca-gempa Blitar

Petugas saat melakukan pemantauan kondisi terowongan. (Istimewa)

MALANGVOICE – Perum Jasa Tirta (PJT) I pastikan bendungan yang menyimpan cadangan air dan terowongan tidak terdampak gempa bermagnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (21/5) lalu.

Kepastian itu berdasarkan dari hasil pemantauan visual dan pengecekan fisik, tentang kondisi bendungan dan terowongan yang hingga saat ini masih dalam keadaan normal.

“Usai adanya gempa itu, kami lakukan pengecekan kondisi delapan bendungan dan dua terowongan yang kami kelola, dan hasilnya masih dalam kategori aman,” ucap Direktur Utama (Dirut) PJT I, Raymond Valiant Ruritan, Senin (24/5).

Menurut Raymond, delapan bendungan tersebut tiga berada wilayah di Kabupaten Malang, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo. Dua berada di Wilayah Kabupaten Blitar, yakni Bendungan Lahor dan Wlingi, sedang sisanya seperti Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.

“Alhamdulillah delapan bendungan kami aman, tidak ada retakan dan pergeseran atau rembesan air akibat gempa tersebut,” jelasnya.

Selain bendungan, PJT 1 juga melakukan pemeriksaan pada terowongan yang dikelola PJT I, yakni Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowongan Niyama yang dibangun tahun 1961, dan Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.

“Dua terowongan itu juga kami pantau kondisinya, terowongan-trowongan itu meski usianya cukup tua, tapi kondisinya masih cukup aman dan tidak ada tanda-tanda retakan atau pergeseran,” terangnya.

Sebab, pemantauan tersebut perlu dilakukan karena dalam dua bulan terakhir ini ada tiga kali gempa yang berkekuatan diatasi 5 magnitudo.

“Pemantauan itu harus dilakukan, untuk mengetahui apakah terjadi perilaku bendungan yang berpotensi membahayakan operasionalnya atau tidak. Hasilnya langsung kami dilaporkan ke Dirjen SDA Kementerian PUPR,” tukasnya.(der)