MALANGVOICE – Petani apel manalagi Kota Batu selalu mengalami kerugian pada tiga tahun belakangan. Pasalnya selama tiga tahun itu apel manalagi terjangkit penyakit mata ayam.
Petani apel Kota Batu sudah melakukan berbagai cara untuk menanggulangi penyakit ini. Namun usaha itu nihil hasil, sehingga banyak petani apel Kota Batu yang menyerah dan berganti ke jeruk.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sugeng Pramono melakukan penimbunan apel di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang terjangkit mata ayam dalam penanggulangan masalah ini. Apel yang terjangkit mata ayam dipendam dan diberi dekomposer sehingga dapat terurai.
“Hal ini dilakukan supaya jamur glosforium menyerang buah apel itu bisa terurai. Kalau dibiarkan diatas permukaan tanah akan terkena hujan dan terkena angin sehingga bisa menular ke apel yang lain,” jelasnya.
Sugeng menjelaskan bahwa mata ayam atau glosforium ini bukan penyakit ular tanah. Sehingga jika dikubur dan diurai tidak akan menular ke apel yang lainnya.
“Rata-rata yang terkena mata ayam itu 20-25% bukan berarti dalamwaktu yang sama, karena apel sepanjang tahun selalu ada penetrasi penyakit busuknya. Kebanyakan waktunya hujan tinggi mulai Desember hingga maret,” terangnya.
Berdasarkan kajian ilmiah, Sugeng menerangkan bahwa langkah ini sudah efektif. Namun motivasi petani untuk melakukan langkah ini masih kurang.
Ditambah lagi petani apel Kota Batu hanya 50% saja yang masuk Gapoktan. Sehingga sosialisasi yang dilakukan oleh Dispertan tidak menyeluruh.(der)