Pendataan Pasien Covid-19 di Kota Batu Berbeda-beda, Ini Alasannya

Kepala Dinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari (Istimewa)

MALANGVOICE – Kota Batu dinilai salah satu Kota di Jawa Timur yang persebaran covid-19 begitu pesat. Pasalnya hingga saat ini Kota Batu belum pernah menyentuh zona hijau.

Tingginya angka penularan Covid-19 di Kota Batu karena perbedaan metode perhitungan. Kepala Dinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari mengatakan untuk mengukur reproduksi efektif digunakan beberapa macam perhitungan.

Komponen perhitungan yang digunakan Dinkes Kota Batu hanya memasukkan data terkonfirmasi positif saja. Sedangkan Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Timur menggunakan metode bonza.

Metode Bonza ini tak hanya menghitung angka terkonfirmasi positif saja. Namun juga menginput angka suspek, probable, diisiolasi, dan discarded.

“Itu yang membuat perbedaan perhitungan di Kota Batu. Metodenya berbeda dan komponennya juga berbeda,” terang Kartika.

Ia mengatakan, sekalipun tingkat penularannya di bawah angka 1 ataupun 2, persebaran Covid-19 masih masif. Ia meminta masyarakat mematuhi 3M dan 3T ditambah pula dengan program vaksinasi sebagai kunci penting.

“Jadi kolaborasinya itu,” timpal dia.

Sementara itu, Wali kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan laju transmisi yang cepat karena laporan dari rumah sakit seiring banyaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

“Akhirnya transmisinya tinggi. Karena kasus terkonfirmasi dan tingkat kematian. Itu akumulasi penghitungan. Sehingga transimisi tinggi. Kita harus berhati-hati,” kata dia

Ia menjelaskan, upaya untuk menekan angka penularan Covid-19 melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk taat protokol kesehatan.

“Itu intinya, kalau tidak ada keperluan mending jangan keluar rumah. Kalau merasa kurang fit lebih baik istirahat di rumah,” lanjut Dewanti.(der)