MALANGVOICE – Pemkot Malang mulai membahas persiapan menjadi tuan rumah Porprov IX Jatim 2025. Pembahasan ini digelar pada rapat kerja di Hotel Pelangi, Sabtu (16/12).
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat hadir membuka raker tersebut. Ia mengatakan, persiapan menjadi tuan rumah harus benar-benar dimatangkan agar acara olahraga dua tahunan itu bisa sukses.
Wahyu mengatakan, persiapan paling utama adalah peningkatan fasilitas olahraga yang ada. Kemudian dilanjutkan dengan pembinaan atlet.
Baca Juga: Sinoman Obah Deso Deklarasikan Dukungan Paslon AMIN
Siapkan Diri di Dunia Kerja, Polinema Gelar Seminar untuk Mahasiswa
“Nanti kita akan lihat venue-venue yang ada di Kota Malang apa saja. Nanti dari pihak Disporapar menginventarisir. Kami tidak hanya (mengajukan) ke pemerintah provinsi, kita juga sudah ke Kemenpora dan PUPR untuk bisa mendukung terkait Porprov 2025,” kata Wahyu.
Pembenahan fasilitas ditargetkan Wahyu bisa terlaksana pada 2024. Hal itu karena adanya bantuan untuk Pemkot Malang dari pusat maupun provinsi.
“Insyaallah di awal 2024 akan ada bantuan. Kami juga bertahap berkoordinasi dengan DPRD supaya kami bisa mencicil, tidak hanya di 2025 saja tapi di tahun 2024 juga bisa,” lanjutnya.
“Anggaran 2024 itu nanti juga untuk membenahi fasilitas venue. Nanti saya minta pak Disporapar untuk menginventarisir. Karena upaya kami juga bukan hanya ke provinsi, tapi ke Kemenpora, PUPR untuk bisa mendukung Porprov 2025,” ia menambahkan.
Wahyu berharap, bantuan untuk Pemkot Malang bisa lebih besar dari gelaran Porprov Jatim sebelumnya. Pasalnya, pada 2025 mendatang Malang Raya akan ditunjuk sebagai tuan rumah.
Harapan kami setelah ketemu dengan pak Sekda Prov kemarin, anggaran yang diberikan Kota Malang itu bisa lebih besar dari Sidoarjo, sehingga kita bisa optimal dan dijanjikan siap. Kalau dari Kota Malang nanti akan kami kawal terus,” tegasnya.
Sementara itu Ketua KONI Kota Malang, R Djoni Sudjatmoko, mengatakan pada gelaran Porprov IX 2025 mendatang akan mengusung konsep sport tourism.
“Peluang besar di Malang Raya bukan hanya Kota Malang itu yang kita sambut. Jadi kalau misal menyelenggarakan event bola voli pada kota tujuan yang wisatanya masih kurang, belum tentu disambut oleh pengunjung,” jelasnya.
Selain wisata, Djoni mengaku program yang akan dijalankan tahun depan itu dapat berkolaborasi dengan dunia pendidikan. Karena nantinya kampus juga akan merasakan dampaknya.
“Karena kampus akan merasakan dampak. Kalau industri olahraga ini tumbuh, maka minat orang berpendidikan di Malang akan lebih tinggi lagi. Selain yang berprestasi, bisa diberikan beasiswa atau keistimewaan baik di kampus negeri atau swasta,” ungkap Djoni.(der)