MALANGVOICE – Lahan perkebunan kopi di Kota Batu terus diperluas. Menariknya, produksi kopi di wisata ini mencapai rata-rata 150 ton tiap tahun dan terus bertambah. Kopi yang paling banyak diminati petani kopi Batu adalah jenis arabika.
Sekretaris Dinas Pertanian Kota Batu, Hendri Suseno menyebut, komoditi kopi di Kota Batu memang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan tidak terlalu merusak lingkungan jika dibandingkan dengan tanaman holtikultura.
“Tanaman holtikultura itu dipanen dalam jarak dekat, sehingga lahannya berisiko erosi. Kalau kopi tanaman tahunan jadi tidak menimbulkan erosi. Selain itu peluang hasil kopi sekarang lumayan bagus,” katanya.
Bahkan, tanaman kopi kini banyak dibudidayakan masyarakat di lahan milik perhutani. Tanaman kopi ditanaman di sela-sela lahan yang masih kosong.
“Perhutani bekerja sama dengan para petani Kota Batu,” tukas Hendri.
Menurut data Dinas Pertanian Kota Batu, luas lahan kebun kopi arabika di Pesanggrahan seluas 13 hektare, Songgokerto 6 Hektare, Sumbergondo 15 hektare, Bulukerto 8 hektare. Menurut prediksi, kopi ini baru bisa dipanen tahun depan. Selain arabika, kopi jenis robusta juga cukup populer. Namun kopi jenis robusta masa tanamnya lebih lama dari arabika.
“Ke depan, kami terus membantu dan memfasilitasi petani kopi di Kota Batu. Kami bantu sediakan bibit kopi, dan memberikan alat giling kopi dan penggoreng kopi,” pungkas Hendri.(Der/Ak)