MALANGVOICE– Tim Gegana Brimob dan Bidlabfor Polda Jatim melakukan olah TKP di lokasi ledakan yang berada di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Kamis (22/6).
Hasilnya, petugas menemukan tiga kardus berisi semacam kembang api sepanjang 1 meter hingga 70 centimeter. Selain itu ditemukan alat bor, timbangan dan bubuk yang ditengarai sebagai bahan baku kembang api.
Olah TKP digelar pasca ledakan dari sebuah rumah kontrakan yang disewa Waluyo Tirto Nugroho (28). Peristiwa itu terjadi pada Rabu kemarin (21/6). Diduga penyebab ledakan dipicu dari bahan baku petasan. Hingga akhirnya Waluyo harus dievakuasi ke RS UMM lantaran menderita luka bakar 80 persen di sekujur tubuhnya.
Kapolres Batu, AKBP Oskar Syamsuddin mengatakan, ada banyak serbuk kimia diduga mesiu yang ditemukan di lokasi kejadian. Diperkirakan bobot serbuk kimia itu mencapai 50 kilogram. Meski begitu pihaknya masih menunggu hasil labfor untuk memastikan kandungan pada serbuk kimia itu.
“Kalau serbuk kimia yang berdampak memicu ledakan itu serbuk mesiu. Potensi ledakan bisa terjadi karena ada kekeliruan saat pembuatan. Kesimpulan sementara, dari hasil temuan, tempat ini home industry memproduksi kembang api,” ujar Oskar.
Baca juga:
Kejurkot – Walikota Malang 2023 Cari Bibit Baru Bulu Tangkis Usia Dini
Bupati Malang Geram Pungutan Komite Sekolah, Langsung Lunasi Siswa Penunggak Iuran
Ledakan di Junrejo Batu, Polisi Temukan Bahan Baku Petasan
DPT Pemilu 2024 di Kota Batu Mencapai 164.516 Pemilih Aktif
Sementara itu dari Pemeriksa Handak Labfor Polda Jatim, AKP Cahyo Widianto menambahkan bahwa pihaknya belum bisa menyampaikan apa saja kandungan bahan baku yang ditemukan. Pasalnya ada banyak bahan baku yang ditemukan.
“Kami belum bisa sampaikan kandungannya bahan yang ditemukan karena cukup banyak. Terutama bahan pembuatan kembang api, berbagai macam serbuk kimia. Kalau serbuk kimia paling berdampak itu serbuk mesiu, terbuat dari campuran potasium klorat dan belerang, biasanya itu yang memicu ledakan saat proses pembuatan,” ungkapnya.
Salah satu warga setempat, Slamet Sutikno (42) menuturkan, jika Waluyo menempati bangunan tersebut sejak 5 April lalu. Waluyo menyewa tempat itu selama setahun untuk penelitian pembuatan keramik. Karena didekat lokasi kejadian terdapat pula pabrik pembuatan keramik.
“Sepengetahuan dari saya, laporan dari RT cuma mau penelitian ke keramik. Izinnya buat penelitian keramik, si korban, laporannya ke Pak RT,” kata Slamet.(der)