Nikmati Sajian Street Food dengan Cara Berbeda

Warung Wakaka Malang. (Deny Rahmawan)

MALANGVOICE – Kota Malang kedatangan tempat tongkrongan anyar yang tidak boleh ketinggalan. Namanya adalah Warung Wakaka.

Sukses dibuka di Jakarta sebagai pusatnya, Warung Wakaka kini merambah ke kota besar, termasuk Malang, tepatnya di Jalan Simpang Ijen, Klojen.

Meski baru dibuka pada 8 Desember lalu, warung yang memiliki konsep berbeda ini sudah banyak dikunjungi masyarakat. Ya, Warung Wakaka memang menyasar semua golongan masyarakat dengan berbagai macam menu pilihan.

“Saya lihat di Malang ini lagi tren tempat makan yang nyaman dengan harga terjangkau. Jadi kami bikin setting lampu unik dan terang serta open air, terpenting lagi makanannya mengusung street food,” kata pengelola Warung Wakaka Malang, Andre Yong.

Warung Wakaka Malang. (Deny Rahmawan)

Karena berkiblat pada pusat, menu yang ada di Wakaka Malang tak jauh beda. Menu andalannya adalah mi instan yang diolah sedemikian rupa serta ditambah bumbu rahasia. Akan tetapi, perbedaannya terletak pada rasa. Sebelum membuka gerainya, Andre Yong mengaku sudah melakukan survey. Di Malang, kata dia, belum cocok kalau tidak ada sensasi rasa pedas.

“Sebagaimana mi pada umumnya kami jaga biar gak hilang. Tapi kami pakai bumbu sendiri biar khas. Kami sebelumnya cari taste orang Malang seperti apa, karena pasti beda dengan daerah lain,” ungkapnya.

Selain sajian mi, Wakaka Malang juga menyediakan makanan sate taichan, martabak manis, menu roti dan hidangan nasi. Semua dibikin dengan adonan sendiri sehingga menciptakan rasa yang pas di lidah. Karena itu, meski namanya sama, Wakaka Malang punya slogan “Feel the Difference”.

“Karena konsepnya street food jadi kami upayakan apapun ada. Tapi, berani dicoba rasa di pasti beda. Kami berani murah tapi gak murahan,” tegas Yong.

Bagi yang datang bersama banyak orang atau rombongan, Warung Wakaka ini sudah menyiapkan porsi khusus. Tak main-main, satu porsi bisa dinikmati hingga lima orang. Pengunjung juga bisa berfoto dengan lukisan mural di dinding. Dengan konsep tersebut, Yong, optimistis bisa ikut bersaing dengan ratusan cafe lain di Malang. “Intinya kami beda dan siap bersaing,” harapnya.(Der/Yei)