Moda Wisata Kawanku Segera Mengaspal di Kota Batu

Dishub Kota Batu meluncurkan program Kawanku untuk memberdayakan kendaraan angkot sebagai moda transportasi wisata. (MVoice/M. Noerhadi)

MALANGVOICE–Kendaraan angkutan wisata Kota Batu (Kawanku) akan segera diluncurkan Dishub Kota Batu. Moda transportasi pariwisata ini merupakan kendaraan angkot yang dimodifikasi menyerupai mobil shuttle untuk mengantarkan wisatawan menuju desa-desa wisata.

Ide dibentuknya Kawanku terlecut untuk mengakhiri polemik antara pengemudi angkot dan odong-odong. Meletupnya perseteruan bermula dari sikap sopir angkot yang merasa keberatan lantaran kendaraan odong-odong beroperasi di jalan raya. Apalagi kendaraan modifikasi itu mengangkut penumpang sebagaimana layaknya angkutan umum.

Dishub Kota Batu pun melakukan mediasi melibatkan kedua belah pihak. Hasilnya konsep Kawanku diluncurkan dan kedua belah pihak sepakat dengan itu.

Melalui Kawanku itu, sopir angkot diberdayakan jasa antar jemput wisatawan. Apalagi, kondisi saat ini kendaraan angkot sepi penumpang.

“Memberdayakan sopir-sopir angkot sekaligus mendorong pariwisata Kota Batu semakin maju melalui desa-desa wisata,” kata Kepala Dishub Kota Batu.

Baca juga:
Arema Kalah dari Bhayangkara FC, Gagal Tembus Lima Besar

Dikira Tidur, Mahasiswi Ditemukan Tak Bernyawa di Dalam Kos Sumbersari

Sebelum Lengser, Wali Kota Batu Resmikan Dua Proyek Prioritas

Perhatikan Rekayasa Arus Lalu Lintas Libur Nataru di Kota Batu

Imam mengatakan, saat ini pihaknya mengajukan perizinan ke Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub untuk operasional angkutan wisata yang menyusuri rute-rute desa-desa wisata.

“Kami sudah bersurat ke pusat. Saat ini sudah ada 12 unit Kawanku plus dua unit cadangan yang siap beroperasi. Nanti akan jadi angkutan wisata ke desa-desa,” kata Imam.

Sementara itu, Kabid Angkutan Umum Dishub Kota Batu, Chilman Suaidi menambahkan, berkas perizinan dinyatakan lolos verifikasi oleh Kemenhub.

“Tinggal menunggu informasi lebih lanjut dari pusat. Begitu izin terbit, selanjutnya moda transportasi wisata itu siap dioperasikan,” imbuhnya.

Kawanku merupakan salah satu program Dishub Kota Batu. Program itu non APBD. Pihak penyelenggaraannya adalah Koperasi Sumber Rejeki. Koperasi itu merupakan koperasi milik Organda Kota Batu.

“Jadi Dishub hanya memfasilitasi saja. Kawanku nanti dijalankan secara kolaborasi. Didalamnya ada Organda, APMPU (Aliansi pengemudi mobil penumpang umum) dan paguyuban roda wisata bersatu (Odong-odong.red) dibawah naungan koperasi tersebut,” jelas dia.

Baca juga:
Kawanku Akhiri Perselisihan Sopir Angkot dan Odong-odong di Kota Batu

Volume Kendaraan Diprediksi Meningkat pada 24 Desember

Skor IKP Kota Batu Sedang, Polarisasi Masyarakat Berpotensi Muncul saat Pemilu 2024

Guru Honorer di Singosari Diduga Cabuli Lima Anak di Bawah Umur

Berdasarkan hasil diskusi awal, pull atau titik penjemputan utama berada di kawasan Alun-alun Kota Batu.

Dia menjelaskan, untuk pullnya tidak harus di terminal. Sebab kendaraan tersebut masuk dalam kategori kendaraan angkutan umum orang tidak dalam trayek.

“Pullnya akan kami tata. Karena regulasinya masuk seperti tersebut, maka tidak diberi kewajiban untuk menetapkan trayek dan juga tidak ada kewajiban untuk masuk terminal. Berbeda dengan angkot, yang regulasinya masuk dalam kategori kendaraan angkutan umum orang dalam trayek,” jelas dia.

Selain strategis, dipilihnya Alun-alun Kota Batu sebagai pull utama juga bertujuan untuk menertibkan odong-odong liar yang beroperasi di kawasan itu.

“Jika kawanku sudah beroperasi, nanti odong-odong yang tidak sesuai tipe dan uji spesifikasi akan kami tertibkan,” tegas Chilman.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, jika beberapa waktu lalu, untuk masalah rute sudah ada usulan dari pelaku desa wisata. Mengusulkan agar desa-desa wisata yang mereka garap turut didatangi. Ini bertujuan untuk meramaikan desa wisata yang ada di Kota Batu

“Konsep Kawanku ini kami namakan trans wisata. Gabung dari transportasi dan wisata. Kami melihat perkembangan Kota Batu dari sektor wisata sangat pesat. Kami tidak mau kalah langkah dengan pihak swasta. Jika kalah langkah, maka hanya akan jadi penonton di daerah sendiri,” tandasnya.(end)