Majukan Budaya Kabupaten/Kota, Pemerintah Siapkan DAK Rp 500 Miliar

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengikuti Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Jakarta, Minggu (9/12). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Pemkot Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ikuti Kongres Kebudayaan 2018 di Jakarta, Minggu (9/12). Dalam momentum itu, ada wacana Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 500 miliar untuk pemajuan kebudayaan bagi provinsi/kabupaten/kota.

“Total angka yang disiapkan pemerintah sebesar Rp 500 miliar, cuma kita (kota Malang) belum tahu nantinya akan mendapatkan kuota berapa, kita menunggu teknisnya dulu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sekaligus Ketua Delegasi Kongres Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni.

Berbeda dengan kongres-kongres sebelumnya, lanjut Ida, selain diskusi budaya dan presentasi makalah, tahun ini, kongres juga menampilkan beragam jenis budaya nusantara, dan akan menelurkan produk konkret berupa Strategi Kebudayaan. Dokumen ini merupakan rangkuman aspirasi dan harapan pelaku kebudayaan dari lebih dari 300 kota/kabupaten di seluruh Indonesia, termasuk dari kota Malang.

Terdapat tujuh isu strategis dalam Strategi Kebudayaan tersebut, salah satunya yaitu praktik pemikiran kebudayaan yang menghadapi tantangan, baik akibat globalisasi, maupun pembenturan kebudayaan dengan agama.

“Nantinya, Strategi Kebudayaan ini akan disusun menjadi Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK), yang akan menjadi acuan pemerintah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di masa yang akan datang,” beber perempuan akrab disapa Dayu ini.

Momentum itu juga, Presiden RI, Joko Widodo dalam amanat pembukaan kongres juga menegaskan bahwa saat ini terlalu mengedepankan ruang ekspresi, tapi tidak diikuti toleransi.

“Kontestasi tanpa diikuti dan diimbangi tolerasi, akan memproduk banyak ujaran kebencian dan sikap intolerance. Harus didorong panggung toleransi dalam berinteraksi, dan kebudayaan memainkan peran penting,” ujar Jokowi.
Intoleransi dan konservatisme menjadi issue sentral dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Selaras dengan imbauan Presiden, Mendikbud Muhajir Effendi menyatakan pentingnya menghadirkan kembali nilai nilai adi luhung budaya Indonesia yang tepa selira, toleran, saling menghargai dan penuh kesantunan.

“Semakin ke sini, kita (bangsa Indonesia) makin tercerabut dari budayanya. Ini bahaya dan tidak boleh dibiarkan, “ujar Muhajir Effendi.(Der/Aka)