MALANGVOICE – Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatan pembuatan kerajinan tangan yang bernilai tambah dari limbah diapers bersama Anifa, salah seorang pelaku UMKM. Kegiatan di Dusun Karangploso Wetan, Desa Kepuharjo, Karang Ploso, Malang, berlangsung selama 7 hari.
Ada 5 Mahasiswa KKN yang mendampingi Anifa. Mereka adalah Rangga Dewantara P.Y, Barrotut Taqiyah, Aulia Azzahra, Aldita Tyara Sabilla, dan Deva Sefiani. Mahasiswa kelompok 41 ini menggelar KKN Pengabdian Pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Universitas Muhammadiyah Malang yang dibimbing Dosen Pembimbing Lapangan yakni M. Khoirul Fuddin.
“Kegiatan ini untuk membantu pelaku UMKM dalam proses pembuatan kerajinan tangan dari limbah diapers dan kegiatan PMM ini juga membantu mempromosikan dan memasarkan produk-produk kerajinan tangan Bu Anifa agar dikenal masyarakat luas,” ujar Rara, salah satu mahasiswa, Senin (26/2).
Baca Juga: Kendalikan Inflasi agar Daya Beli Masyarakat Terjaga
Pj Wali Kota Malang Tekankan Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor Dalam Mitigasi Bencana
Anifa sendiri selain sebagai pelaku UMKM, juga bekerja sebagai guru di RA Wali Songo di Dusun Karangploso Wetan, Desa Kepuharjo. Anifa memulai usahanya pada tahun 2003 dengan nama usaha ‘Bu Anifa Kreasi’.
Usaha yang dijalankan Anifa yakni menjual berbagai produk antara lain herbal, skincare, sabun, kue basah, kripik usus, kripik sagu tempe, dan kerajinan tangan. Menurut Anifa, usaha kue basah baru dimulainya sejak tahun 2020 saat masa pandemi COVID-19, sedangkan usaha kerajinan tangan baru dijalankannya sejak tahun 2018.
Apa yang dilakukan kelompok mahasiswa 41 ini adalah memanfaatkan diapers menjadi produk bernilai ekonomis seperti vas bunga, asbak, dan tempat untuk meletakkan jarum pentul. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi dan pelatihan kepada mahasiswa bahwa tidak semua limbah dapat dibuang begitu saja karena dapat mencemari lingkungan.
“Limbah diapers sebenarnya masih dapat didaur ulang menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai estetika dan ekonomis. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membantu mempromosikan beragam produk UMKM agar dikenal masyarakat luas, sehingga dapat meningkatkan penghasilan para pelaku UMKM kreatif,” tambah Rara.
Rara menerangkan proses pembuatan kerajinan tangan menjadi produk tempat pensil, asbak, dan tempat jarum pentul bisa dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut, pertama menyiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan seperti limbah diapers, sabun Dettol, plastik, semen, semen putih, sarung tangan. Lalu alat pencetak dari bekas gulungan benang, sekop, gunting, cat, kuas, dan air.
Kedua, membersihkan limbah diapers dan mengeringkannya. Setelah kering, beberapa diapers dipotong menjadi 2 bagian. Ketiga, mencampur semen dengan air dan mengaduknya dalam keadaan agak encer, kemudian memasukkan diapers ke dalam campuran semen tersebut dan meratakannya.
Keempat, membungkus alat pencetak dari bekas gulungan benang dengan plastik, lalu meletakkan diapers yang sudah tercampur semen di atasnya agar terbentuk sesuai cetakan. Kelima, menjemur kerajinan selama 1 hari. Setelah kering, dilapisi semen putih agar terlihat halus.
Keenam, menjemur kerajinan lagi selama 1 hari. Setelah kering, dicat menggunakan cat warna kayu dan dikeringkan selama 1 hari. Ketujuh, kerajinan siap digunakan sebagai tempat pensil, tempat meletakkan jarum pentul, dan asbak.
Setelah menyelesaikan proses produksi kerajinan tangan, mahasiswa Kelompok 41 melakukan pembuatan desain banner dan label untuk produk UMKN Anifa agar lebih menarik dan bervariasi.
Mahasiswa juga melanjutkan upaya promosi untuk berbagai produk UMKM Anifa guna meningkatkan penjualan dan pendapatan. Mahasiswa kelompok 41 mempromosikan produk-produk tersebut melalui Instagram kelompok PMM serta media sosial lainnya. Pelaksanaan program kerja ini oleh mahasiswa kelompok 41 diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para pelaku UMKM kreatif.