Kota Batu Pecahkan Rekor MURI Nembang Macapat Terpanjang

Kejari Kota Batu, Agus Rujito menerima anugerah piagam penghargaan MURI atas penyelenggaraan nembang macapat terpanjang selama 96 jam tanpa henti. (MVoice/Kejari Batu)

MALANGVOICE – Kota Batu memecahkan rekor MURI melantunkan tembang macapat terpanjang selama 96 jam. Acara itu diikuti ratusan peserta dari kalangan pelajar. Penyelenggaraanya tersebut sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia).

Anugerah penghargaan diberikan oleh Perwakilan MURI Semarang, Sri Widayati saat penutupan nembang macapat di Gedung Rakyat Desa Pandanrejo, Kota Batu (Sabtu, 17/12). Piagam penghargaan diberikan kepada Kajari Batu, Kepala Dindik, Kepala Disparta, Asosiasi Kades dan Lurah serta pelestari budaya tembang macapat.

Kajari Kota Batu, Agus Rujito mengatakan, kegiatan melantunkan tembang macapat digelar secara kolaboratif melibatkan instansi di lingkungan Pemkot Batu. Serta merangkul pemdes/kelurahan dan pegiat budaya. Hal itu selaras dengan program yang digagas Kejari Kota Batu, yakni Jaksa Peduli Seni dan Budaya.

“Macapat sebagai sarana mengedukasi masyarakat agar taat hukum. Diharapkan masyarakat sadar hukum sehingga dapat menghindari segala bentuk pelanggaran,” ujar Agus.

Baca juga:

Perhatikan Rekayasa Arus Lalu Lintas Libur Nataru di Kota Batu

Lustrum ke-12, UB Targetkan Masuk Ranking 500 Universitas Dunia

Musorkot KONI Kota Malang Ditunda Sebulan

Macapat Idol, Hidupkan Seni Tembang Jawa di Kalangan Generasi Muda

Menurutnya, kejaksaan sebagai salah satu penegak hukum memiliki kepedulian untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam macapat. Sehingga, seni tradisi ini perlu diajarkan kepada generasi muda agar tetap lestari tak pupus digerus zaman.

“Diharapkan generasi muda, termasuk pelajar melestarikan warisan budaya. Salah satunya seni tembang macapat agar tak luntur karena mengandung nilai-nilai luhur di setiap baitnya,” ungkap dia.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, generasi muda perlu dirangkul agar seni tradisi seperti tembang macapat tak lekas pudar. Hal ini pun selaras dengan arah pembangunan Kota Batu berbudi luhur serta menegaskan sebagai destinasi wisata budaya, di samping wisata alam dan wisata buatan.

“Disparta berkeinginan pelestarian seni tradisi macapat menjadi persembahan Kota Batu bagi Jawa Timur dan Indonesia. Untuk itu akan disiapkan program lanjutan dan nantinya menjadi program unggulan Kota Batu,” imbuh Arief.(der)