Kesalapahaman Mereda, Warga Tak Keberatan TPA Tlekung Beroperasi Kembali

Karena kesalapahaman, masyarakat setempat menutup akses menuju TPA Tlekung pada Senin lalu (8/1). (MVoice/M. Noerhadi).

MALANGVOICE– Akses menuju TPA Tlekung ditutup sejumlah masyarakat pada Senin lalu (8/1). Tindakan itu sebagai bentuk penolakan kepada Pemkot Batu agar tak kembali mengoperasikan tempat pemprosesan akhir lantaran sudah overload. Masyarakat setempat keberatan sampah dari seluruh penjuru Kota Batu masuk dan ditimbun begitu saja di TPA Tlekung.

Kegaduhan itu muncul karena adanya kesalahapaman di tengah-tengah masyarakat. Hingga akhirnya Pj Wali Kota Batu, Aries Agung turun langsung memberikan penjelasan terkait mekanisme baru pengelolaan sampah TPA Tlekung. Pemaparan itu disampaikan Aries saat menggelar audiensi bersama Pemdes Tlekung dan perwakilan warga di Rupatama Balai Kota Among Tani.

Dalam pertemuan itu, Aries menjelaskan, sampah yang ada di TPA Tlekung akan diproses bukan cuma sekedar dibuang begitu saja. Apalagi saat ini sudah ada tiga mesin incineratoryang diprioritaskan untuk mengolah sampah yang sudah ada, residu sampah yang zero waste dan pengolahan sampah khusus warga Tlekung. Dengan demikian, tidak ada penambahan volume sampah, pencemaran air dan juga bau.

“TPA Tlekung dibuka dengan 3 mesin incinerator, bukan untuk pembuangan akhir sampah tetapi untuk memproses sampah residu yang diolah sehingga tidak lagi menimbulkan pencemaran air maupun menimbulkan bau. Juga ada 1 mesin incinerator yang dipergunakan khusus untuk mengolah sampah warga Desa Tlekung,” jelas Aries.

Baca juga:
Sidang Pleidoi Robot Trading ATG di PN Malang Banjir Dukungan untuk Wahyu Kenzo

Kadinkes Batu Tersangka Korupsi Pembangunan Puskesmas Bumiaji, Rugikan Negara Rp300 Juta

TKD Prabowo-Gibran Kota Malang Traktir Warga Makan Siang

Hanya karena Saling Pandang, Tiga Remaja di Pujon Aniaya Danar hingga Tak Bernyawa

Penjelasan tersebut menjadi titik terang sehingga kesalahapaman yang menyelimuti warga sirna. Aries juga meyakinkan warga bahwa dirinya dan pemerintah akan terus mengawal proses tata kelola sampah di Kota Batu. Dan hingga saat ini, pemerintah telah memenuhi seluruh tuntutan warga sehingga tidak perlu lagi ada penolakan dari warga.

“Saya akan mengawal terus prosesnya, selama TPA Tlekung belum dibuka kami terus berjibaku dengan warga yang membuang sampah, mengecek TPS3R desa dan kelurahan yang belum berfungsi, dan terakhir mendatangkan mesin incinerator,” ungkap Aries.

Baca juga:
Pj Wali Kota Batu Menilai Protes Ormas atas Buruknya Tata Kelola Sampah Tak Berdasar

Gelar Unjuk Rasa, MPC Pemuda Pancasila Sampaikan Tiga Tuntutan kepada Pemkot Batu

3 Mesin Incinerator Tiba, Pemkot Batu Berencana Fungsikan Kembali TPA Tlekung

Aries meminta kerjasama semua pihak, termasuk warga Desa Tlekung untuk bersama-sama menangani sampah. Jika sampah perkotaan tidak ditangani dengan baik maka akan muncul banyak masalah lagi.

“Kita Kota Wisata, maka Pemerintah berupaya agar pengelolaan sampah perkotaan tertangani dengan baik. Tidak ada niatan sedikitpun untuk merugikan warga Tlekung. Mari kita bersama-sama melakukan langkah-langkah yang terpadu agar kota ini bersih dan nyaman, dan TPA Tlekung merupakan obyek vital yang harus kita jaga bersama,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tlekung, Mardi menyampaikan, penutupan akses ke TPA Tlekung beberapa waktu lalu dipicu kesalahpahaman. Salah pahamnya ada informasi yang beredar bahwa TPA Tlekung dibuka lagi seperti dulu menerima sampah dari seluruh penjuru Kota Batu.

“Padahal bukan seperti itu. Dipikirnya masyarakat Kota Batu dibuka lagi seperti biasanya. Karena itu, masyarakat Desa Tlekung tidak bisa menerima kalau saat ini dibuka untuk umum,” jelas Mardi.

Dia menambahkan, permintaan warga Desa Tlekung, mesin yang saat ini ada digunakan untuk menghabiskan sampah yang telah menggunung di TPA. Tidak untuk mengolah sampah baru. Pihaknya juga berharap pemerintah konsisten untuk tidak lagi menambah volume sampah di TPA Tlekung. Ia juga berkeinginan agar segera disusun pedoman tata kelola sampah Kota Batu yang nantinya akan disosialisasikan kepada warga.

“Tapi DLH minta sampah perkotaan tetap masuk. Hal ini sebenarnya tidak masalah. Tapi ungkapan DLH dengan kata-kata ‘dibuka lagi’ yang menjadikan masalah. Sebab dengan kata-kata itu, dikhawatirkan semua masyarakat Kota Batu mengirim sampahnya lagi ke TPA Tlekung,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mardi juga mengungkapkan, setelah dibuka lagi sejak Jumat lalu (5/1) khusus untuk menangani sampah perkotaan dan timbunan sampah-sampah yang sudah ada sebelumnya. Dia menerima laporan warga jika ada sampah yang masuk selain dari sampah perkotaan.

“Ada yang lapor, ada yang masuk selain sampah perkotaan. Mungkin ini disebabkan karena miss komunikasi. Dikira TPA Tlekung dibuka untuk umum. Sehingga banyak masyarakat dan beberapa kades ingin membuang sampah ke TPA Tlekung lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kota Batu, Muji Dwi Leksono menyampaikan, awalnya TPA Tlekung memang ditutup kembali oleh warga. Tapi tak berselang lama, warga kembali membuka akses masuk ke TPA Tlekung. Hal itu dilakukan setelah adanya musyawarah.

“Tidak ada penutupan, dari tiga mesin insinerator dua digunakan untuk mengelola sampah yang ada di TPA dan satu mesin insinerator untuk sampah atau residu baru,” tutur Muji.

Seperti diberitakan sebelumnya, beroperasinya kembali TPA Tlekung seiring datangnya tiga unit mesin pembakar sampah incinerator senilai Rp12 miliar. Tiga alat pembakar sampah itu akan digunakan mengelola sampah berbeda.

Mesin pertama digunakan untuk mengelola sampah yang saat ini sudah ada di TPA Tlekung, mesin kedua digunakan untuk mengelola sampah di TPS3R Tlekung dan mesin ke tiga digunakan untuk mengelola sampah dari kawasan perkotaan.

“Hasil uji coba mesin dan uji emisi cukup bagus. Total ada sembilan petugas operasional mesin tersebut. Dimana setiap mesinnya ditangani oleh tiga orang. Satu mesin incinerator setiap jamnya bisa menyelesaikan sampah sebanyak 6,3 ton,” papar Muji.

Ditahap awal pengoperasian kembali TPA Tlekung ini. Pihaknya juga membatasi sampah baru yang masuk. Dimana dalam sehari, hanya dua truk sampah perkotaan yang dikelola di TPA Tlekung.

“Maksimal sampah baru yang masuk dalam satu hari hanya dua truk. Sampah itu langsung kami kelola dan selesai dalam satu jam. Kemudian setelah itu selesai, kami melakukan pengelolaan sampah yang saat ini sudah ada,” jelas dia.

Muji menegaskan, dalam pengelolaan sampah baru itu, sampah-sampah yang baru datang tak sampai turun dari truk. Setelah truk pengangkut sampah tiba dan ditimbanh, sampah akan langsung dimasukkan ke dalam mesin incinerator dam selesai hari itu juga.

“Agar tak sampai menimbulkan bau, teknis pengangkut sampah juga diperbaiki. Truk pengangkut sampah ditutup rapat dengan terpal. Kemudian setelah sampah selesai diolah, truk langsung dibersihkan. Hingga tidak ada sampah dan lindi yang tersisa dan berjatuhan di jalan,” katanya.(der)