MALANGVOICE – Sebanyak 222 mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dari 1500 orang, terpilih mengikuti Program UM Student Parent Entrepreuner atau yang disebut sebagai UM Super.
Inovasi UM yang diinisiasi Rektor UM, Prof Haryono MPd ini diperuntukkan mahasiswa berbagai bidang dan berbagai jenjang yang orang tuanya memiliki usaha kecil menengah.
“Program UM Super ini tidak hanya bagi usaha yang sudah berjalan untuk dikembangkan tetapi juga bagi mereka yang berencana membuka usaha bahkan yang sudah bangkrut sekalipun,” ujar Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UM, Dr. Heny Kusdiyanti S.Pd.,MM.
Baca Juga:
UMM Genjot Kerja Sama Internasional Rangkul Universitas Teknologi MARA Malaysia
AKBP Apip Ginanjar Isi Kekosongan Jabatan Wakapolresta Malang Kota
Selain Revitalisasi Pasar, Pj Wali Kota Batu Perhatikan Sektor Ini
Seperti diketahui, Program UM Super ini merupakan wujud perhatian Rektor UM yang cukup tinggi terhadap mahasiswanya yang kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).
“Setelah ditelusuri, usaha orang tuanya terdampak Covid-19. Banyak diantaranya kesulitan saat pandemi. Program ini memang untuk mahasiswa yang berminat mengembangkan usaha orang tuanya,” tambahnya.
Diakuinya, program ini menyinergikan antara orang tua dengan potensi wirausaha yang dimiliki anaknya (mahasiswa) untuk mengembangkan usaha keluarga.
“Yang selama ini penghasilannya hanya puluhan ribu menjadi ratusan ribu. Yang ratusan ribu menjadi miliar dan seterusnya,” ujar Haryono saat membuka Program UM Super.
Diharapkan UM Super ini menjadi Pilot Project menciptakan wirausahawan muda sukses yang dapat digunakan sebagai pemantik.
Diakuinya, memang tidak gampang mengajak mahasiswa bekerja sama dengan orangtuanya.
“Mereka selalu bilang tidak mau bekerja dibawah bayang-bayang orang tuanya. Namun dengan pendidikan berbasis kehidupan ini, kenapa tidak, usaha yang sudah ada lebih ditangani secara profesional,” jelasnya.
Dengan merangkul berbagai pihak, praktisi dan kalangan perbankan, Program UM Super ini bentuknya lebih pada pembinaan dan pendampingan.
Untuk memudahkan pola pembinaan dan hasil maksimal, peserta dipetakan menjadi tiga kategori, mulai rendah, sedang hingga tinggi.
Pola pembinaannya pun berbeda. Bagi yang memulai usahanya atau starting, berupa pelatihan. Sedangkan yang usahanya sudah berjalan atau tingkat Profitting dan Amazing, akan diberi program pendampingan.
Untuk pendampingan program UM Super, kampus ini bekerja sama dengan lima lembaga perbankan.
Jika usahanya membutuhkan biaya. Kelima bank mitra yang akan menyelesaikan. Untuk besarannya bergantung kebijakan bank mitra melalui kucuran CSR. Khusus untuk usaha yang sudah mapan, akan diarahkan mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sementara Hairul Anwar saat menghadiri Launching UM Super mengakui program yang sangat bagus dengan melibatkan anak dalam usaha keluarga.
Hairul yang membuka usaha kopi khas Malang ini merasa lega karena usaha yang dirintisnya bakal ditangani anaknya yang andal dan profesional.
Sedangkan mahasiswi, Qutrunnada Salsabila yang orang tuanya akan membuka kembali warung makanannya ini akan mengembangkan ke catering.
“Tidak hanya menunggu pengunjung yang datang ke warung tetapi jemput bola menawarkan paket catering,” ujarnya setelah mendapat pelatihan setiap hari Sabtu ini.
Lain lain pula dengan Putri Rahayu, anak peternak kambing yang sempat terpuruk karena muncul penyakit kuku dan mulut yang melanda wilayah Kabupaten Malang beberapa waktu lalu.
“Orang tua terkena imbasnya hingga 80 persen. Untuk membantu, kami anak-anak menjual lewat online yang hanya sekadarnya. Dengan adanya pelatihan ini saya berharap dapat pelajaran tidak hanya cara memasarkan lewat sistem online tetapi lengkap dengan hitungannya sehingga tidak rugi,” jelasnya.(end)