Hujan Akan Melanda hingga Februari, Masyarakat Diimbau Waspada

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang, Retno Wulandari (Aan)

MALANGVOICE – Hujan yang melanda hampir setiap hari membuat berbagai sektor kalang kabut. Para petani mengeluh tentang sulitnya perawatan tanaman maupun destinasi wisata yang mengalami penyusutan wisatawan.

Namun, cuaca ektrem seperti ini masih akan terjadi hingga akhir bulan Februari atau awal Maret. “Selain dampak dari fenomena la nina, memang normalnya puncak musim hujan terjadi pada bulan-bulan ini. Apalagi di wilayah dengan topografi tinggi,” ujar Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang, Retno Wulandari.

Dengan curah hujan tinggi potensi bencana yang ada pun juga turut mengancam. Hujan lebat disertai petir, banjir dan tanah longsor contohnya.

“Kami himbau seluruh masyarakat untuk selalu siap siaga. Tetap memantau update terbaru dari BMKG agar mengetahui situasi yang sedang terjadi juga jalan keluar,” ucapnya.

Adanya awan dimusim hujan yang menghalangi radiasi dari luar angkasa ke bumi juga menyebabkan udara dingin terjadi belakangan ini. Rata-rata suhu yang ada di Malang raya beberapa hari kebelakang berkisar dari 20 sampai 21 derajat celcius.

“Ini bukan yang terdingin, suhu malam hari pada musim kemarau lebih dingin. Karena tidak adanya awan yang menutupi bumi menyebabkan radiasi terjadi dengan maksimal,” jelasnya. Hal tersebut normalnya terjadi pada bulan Juli dan Agustus.

Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya akan mengadakan rapat pada bulan depan untuk mengetahui kapan beralihnya musim hujan ke kemarau. Rilis hasil segera dipublikasikan di akhir Februari atau awal Maret.

“Untuk para petani yang kesusahan karena hujan mengganggu pertanian, bisa terus memantau update dari kami. Karena disana ada perkiraan jam turun hujan berbasis per-kecamatan seluruh Malang Raya,” tutupnya.(der)