MALANGVOICE – Harga emas perhiasan cenderung stabil, ketimbang antam yang berpatokan pada emas dunia. Hal itu bisa dilihat dari pergerakan harga di toko perhiasan. Goldmart misalnya, kendati pergerakan emas dunia terus meredup, namun harga produk Goldmart cenderung tidak bergeming.
“Kita lebih terpengaruh harga dolar. Ketika nilai tukar rupiah hampir di 15 ribu beberapa waktu lalu, Goldmart sudah ancang-ancang menaikkan
harga, tetapi kemudian urung karena rupiah menguat ke angka 13 ribuan,” jelas Store Manager Goldmart Malang, Endriyani Setianingsih Pratiwi.
Harga yang cenderung stabil tersebut dikarenakan emas perhiasan tak hanya menjual kadar karat namun juga desain. Ia mencontohkan, untuk emas
dengan desain doff serat, pembuatannya tidak memakai mesin, melainkan handmade sehingga membutuhkan waktu yang lama dan lebih eksklusif karena
tidak diproduksi dalam jumlah yang besar.
“Pembuatannya lama, seminggu paling baru jadi cincin satu saja, karena cincin yang sudah jadi benar-benar diukir satu persatu sehingga
membentuk serat,” jelas Endri.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik Toko Emas Utama Pasar Besar Malang, Hasan. Ia menuturkan emas perhiasan memang naik turun, tetapi
tidak secepat harga emas dunia. Pasalnya emas perhiasan sangat tergantung model.
“Masyarakat juga tidak terpengaruh secara langsung karena mereka lebih memilih emas perhiasan ketimbang membeli antam,” imbuh dia.
Emas perhiasan yang lebih diminati menurut Hasan karena beberapa hal. Seperti tak hanya dipakai sebagai investasi tetapi juga dipakai untuk
perhiasan. Selain itu, buyback yang ditawarkan juga beberapa kali selisihnya lebih menguntungkan emas perhiasan ketimbang antam.
“Memang harganya lebih pasti kalau beli antam, tapi lebih fleksibel emas perhiasan,” ucap Sri Utami, ibu rumah tangga yang tinggal di daerah
Sawojajar.