Hadiri Asia Pacific Leaders Forum, Wali Kota Malang Dorong Terwujudnya Open Government

Wali Kota Malang, HM Anton menghadiri Asia Pacific Leaders Forum on Open Government 2017. (Istimewa)
Wali Kota Malang, HM Anton menghadiri Asia Pacific Leaders Forum on Open Government 2017. (Istimewa)

MALANGVOICE – Wali Kota Malang, HM Anton, menghadiri Asia Pacific Leaders Forum on Open Government (APLF) 2017. Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Jumat (15/12), Anton didampingi oleh Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang, Erik Setyo Santoso.

Mengambil tema ‘Keterbukaan Pemerintah untuk Pembangunan yang Inklusif’, ajang ini diharap memperkuat komitmen keterbukaan pemerintah di kawasan Asia Pasifik. Anton mendukung cita-cita ini.

Dia berpendapat bahwa Kota Malang sebagai bagian dari NKRI akan selalu mendukung berbagai program dan kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah pusat. “Bentuk dukungan tersebut salah satunya adalah dengan menerapkan e-government secara bertahap di lingkungan Pemerintah Kota Malang untuk mendorong terwujudnya Open Government di Kota Malang,” paparnya.

Penyelenggaraan APLF 2017 juga meneguhkan komitmen Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut menginisiasi lahirnya Open Government Partnertship (OGP) pada 2011, untuk melaksanakan pemerintahan secara terbuka. Indonesia telah memiliki Open Government Indonesia (OGI), sebuah inisiatif yang mendorong dan memperluas praktik keterbukaan secara holistic.

Ini merangkum 4 pilar utama keterbukaan yakni transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan inovasi. OGI telah berhasil menginspirasi dan mendorong lahirnya berbagai inovasi-inovasi kebijakan publik seperti LAPOR ! , Saluran Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat, Portal Satu Data (data.go.id), penyedia data kredibel sebagai sumber penyusunan kebijakan publik, dan inisiatif satu peta, data spasial (ruang) untuk perencanaan pembangunan.

Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, APLF 2017 membuka kesempatan bagi partisipan untuk berbagi pengetahuan tentang peran keterbukaan pemerintah dalam menciptakan pembangunan inklusif. Dia menyebut, bisa melalui pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, inovasi pelayanan publik yang efektif dan efisien, dan kepercayaan publik kepada pemerintah.

“Kami yakin bahwa langkah-langkah terkonsolidasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini dapat mempertajam peluang untuk mencapai banyak target pembangunan,” tandasnya.(Coi/Aka)