MALANGVOICE – Kemacetan dan banjir masih jadi pekerjaan rumah (PR) Kota Malang di usianya yang kini memasuki 103 tahun. Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, menilai, dua permasalahan itu masih rutin terjadi tiap tahun.
Dikatakan Bambang, banjir tidak hanya terjadi di titik-titik tertentu di batas kota. Saat ini, jika huja deras menggutur, bebetapa kawasan pusat kota juga tergenang.
“Banjir ini sudah mengkhawatirkan, di daerah Jalan Borobudur sekitar Masjid Sabilillah itu saja, bisa sampai atas lutut airnya. Itu kiriman dari Jalan Soekarno-Hatta dan sekitarnya,” tandasnya.
Kondisi itu jelas berbanding terbalik dengan penghargaan yang baru saja diraih Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), terkait pengelolaan drainase. “Kendaraan roda dua bahkan bisa terseret jika aliran banjir sangat deras,” imbuh Bambang.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota legislatif, tiap kali melaksanakan kunjungan kerja dia juga disambati hal serupa. Tidak sedikit warga Kota Malang yang merantau di luar daerah menyatakan rasa prihatin.
“Arek-arek Malang perantauan ini banyak yang sambat, kok Kota Malang sekarang banjir dan macet di mana-mana,” tandasnya.