MALANGVOICE – Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) berhasil ciptakan mesin penggoreng abon otomatis. Mereka adalah Diah Nuri, Velarida, Ilham Trilaksana, dan M Fakhrizqy, yang berhasil menciptakan Deeptech.
Deeptech merupakan alat pencacah abon otomatis untuk memudahkan kerja kelompok usaha Pandawa, kelompok usaha di bawah koperasi Srikanding, di desa Bantu Rejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.
“Kelompok usaha ini memproduksi abon ikan seperti ikan lele dan ikan patin. Mereka mengalami kesulitan dalam proses penggorengannya. Biasanya mereka hanya pakai wajan,” papar Diah Nuri saat dihubungi MVoice beberapa menit lalu.
Ia menambahkan, akibat yang ditimbulkan dari penggorengan di wajan yaitu proses penggorengan membutuhkan waktu 60 menit lebih lama. Belum lagi munculnya kerak pada abon yang menyebabkan rasa pahit. Selain itu kerak pada abon juga dapat menyebabkan kanker dan kerusakan degradatif pada jaringan organ tubuh.
Lebih lanjut, cara kerja alat tersebut cukup sederhana. Pertama, bahan dasar abon dimasukkan kedalam bejana penggorengan hingga terendam kedalam minyak. Alat ini dilengkapi termo-control untuk mengukur suhu sehingga suhunya dapat dikontrol.
Selenoid untuk mengatur efesiensi gas, alarm untuk penanda kematangan pada bahan, mesin pencacah dan pengaduk otomatis.
“Manfaat dari alat ini yaitu penggorengan yang cepat selama 10 menit, pencacah dan pengaduk otomatis sehingga tingkat kematangan merata, abon yang dihasilkan lebih krispi dan aroma lebih pekat, warna lebih cerah,” tambahnya.
Ia berharap semoga alat ini dapat menjadikan percontohan untuk pengusa abon lainnya sehingga abon-abon Indonesia mempunyai mutu yang baik.