MALANGVOICE – Hujan yang datang hampir setiap hari membuat beberapa komoditas sayur merugi. Mungkin hanya petani sawi di Desa Ngagglik, Kecamatan Batu yang mera beruntung dengan hadirnya hujan.
Salah satu petani, Suwandi mengungkapkan jika dirinya tidak mengalami kerugian dengan hujan setiap hari, justru membawa berkah dan keberuntungan.
“Tak perlu menyiram sama sekali. Yang penting cuma penyemprotan pertisida saja,” jelasnya, Kamis (11/03).
Hujan yang datang, menurut Suwandi memang tidak secara langsung menjadi berkah. Perlu beberapa perlakuan untuk mengatasi kadar air tinggi, agar tamaman tidak mudah busuk.
“Salah satunya dengan pemasangan plastik di atas lahan yang ada. Tujuannya untuk mencegah air masuk terlalu banyak dan mengurangi tumbuhnya rumput liar. Selain itu, dibuatkan parit sebagai jalan air,” papar Suwandi.
Suwandi melanjutkan saluran drainase jugs harus lancar, supaya tidak ada air yang tertahan dan menyebabkan kebusukan. Ia menyebutkan tidak banyaknya petani di sekitar lahannya menjadi faktor kesehatan tanaman.
Hal tersebut bisa terjadi karena ketika usai disemprot, hama tidak akan pindah ke tempat lain. Hama tersebut akan langsung pergi dan tidak akan kembali.
“Kalau ada yang sebelahan biasanya seperti saling umpan. Setelah disemprot di sini, akan pergi ke lahan lain dan sebaliknya,” jelasnya.
Sebagai informasi, harga sawi di pasaran kini mencapai Rp7 ribu per pohon. Harga tersebut dinilai lebih baik lantaran beberapa minggu lalu, sawi hanya dihargai paling mahal Rp3 ribu setiap pohonnya.(end)