BPBD Kabupaten Malang Masih Assessment Untuk Mencari Jumlah Kerugian Material

Tangkapan layar, warga saat bergotong royong membersihkan kayu dan batu yang dibawa air akibat banjir bandang. (MVoice/Ist).

MALANGVOICE – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang hingga saat ini masih terus melakukan assestment untuk memastikan besar kerugian materiil akibat bencana banjir dan tanah longsor yang pada Senin (17/10/2022) lalu.

“Kami masih belum bisa memastikan besaran kerugian akibat bencana itu (banjir dan tanah longsor),” ucap Kepala BPBD Kabupaten Malang, Nur Fuad Fauzi, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (31/10).

Menurut Fuad, hingga saat ini anggota BPBD Kabupaten Malang masih terus melakukan penghitungan dan infrastruktur yang rusak, bangunan infrastruktur yang terdampak kemungkinan akan bertambah, karena ada beberapa wilayah yang terbilang baru dapat terakses.

Baca juga: ‘Megathrust’ Korupsi Jilid 2 Bakal Gegerkan Kabupaten Malang

Baca Juga: Aremania Tuntut Kejati Surabaya Kembalikan Berkas Penyidikan Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Baca Juga: 8 Tim dari Jatim Lolos ke Grand Finale, Bersaing Ketat Hadapi 32 Tim Lain

“Ini teman-teman di lapangan masih terus melakukan penghitungan dan infrastruktur yang rusak, kemarin ada daerah yang belum sempat terakases. Seperti Sidoasri, atau Kedungbanteng, ini sudah mulai dapat diakses, dan mulai diinventarisir kerusakan dan dampaknya,” jelasnya.

Fuad menjelaskan, agar dapat menginventarisasi kerusakan beserta total kerugian yang diakibatkan bencana banjir dan tanah longsor, diperlukan waktu kurang lebih selama 3 bulan.

“Untuk menginventarisir kerusakan beserta total kerugian kita butuh waktu kurang lebih 3 bulan, dan sejak bencana itu terjadi, penghitungan sudah dilakukan,” terangnya.

“Karena memang kita tidak bisa menunggu. Secara simultan, jadi sudah kita lakukan inventarisir dan pendataan. Untuk jumlahnya jelas berkembang,” imbuhnya.

Lebih lanjut Fuad menambahkan, ada sebanyak 9 dari 33 Kecamatan yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor, namun hanya tiga Kecamatan yang terdampak paling parah.

“Ada 9 kecamatan yang terdampak. Tapi, ada 3 kecamatan yang cukup parah, yaitu Kecamatan Sumbemanjing Wetan, Ampelgading dan Tirtoyudo,” ulasnya.

Sedangkan, lanjut Fuad, di 3 Kecamatan tersebut ada sebanyak 2.554 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak, dengan rincian 1.370 KK di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, 645 KK di Kecamatan dan Ampelgading dan sebanyak 539 KK di Kecamatan Tirtoyudo.

“Terbesar di tiga kecamatan itu, tapi untuk di Kecamatan Kalipare, Donomulyo, Gedangan, Bantur, Dampit dan Pagak, kalau gak salah itu ada 174 KK,” tukasnya.(end)