Bingung Cari Tempat Bersantai, Ada Cafe Unik di Kota Batu

MALANGVOICE – Tak perlu khawatir mencari tempat bersantai atau nongkrong di Kota Batu. Karena, ada beberapa cafe yang tidak hanya menyediakan makanan dan minuman.

Salah satunya Retrorika Cafe Bar & Resto. Kafe ini berkonsep recycle reuse yang instagramable. Nuansa berbeda dan unik tersedia di cafe yang berada di Desa Bumiaji, Kota Batu.

Sembari bersantai, pengunjung bisa menikmati suasana dan pemandangan Kota Apel serta berswafoto. Karena, jampir 90 persen bahan interior dan eksterior penghias kafe ini dari barang bekas.

Tak heran jika kafe ini menjadi perhatian khusus kalangan anak muda. Lantaran kafe ini mengusung konsep green house dan eco-friendly.

Owner Retrorika Cafe Bar & Resto, Swiss Winnasis mengatakan jika awalnya hanya sekadar hobi mengoleksi barang-barang bekas. Ia tak pernah merasa gengsi untuk mengumpulkan barang bekas dari rongsokan.

“Retrorika sengaja saya konsep ramah lingkungan. Baik dari bangunan hingga pengolahan limbah sampahnya,” ungkapnya.

Menurutnya, kafe ini merupakan satu-satunya kafe yang memiliki konsep ramah lingkungan atau Eco-Friendly. Sehingga, mulai dari bahan bangunan hingga cara pengolahan limbah dapur sangat ramah lingkungan.

Selain tempat nongkrong, Retrorika Cafe Bar & Resto juga memiliki ratusan koleksi tanaman sukulen berbagai jenis. Sehingga menjadikan kafe ini menjadi satu-satunya kafe di Indonesia yang memamerkan koleksi tanaman sukulen berbagai jenis

Tak hanya itu saja, di dalam kafe juga terdapat perpustakaan mini. Buku-buku di sana tertata rapi di lesung bekas.

Buku-buku itu juga merupakan koleksi pribadi milik Swiss. Tanaman yang ada di sana tidak hanya sekadar dijadikan pajangan saja, namun juga dijual.

Lokasi kafe itu adalah rumah tinggalnya. Sampai sekarang Swiss sangat menerima jika ada yang menghibahkan barang bekas kepada dirinya.

“Untuk menu makanannya juga masih tradisional, semua makanan dimasak fresh. Tidak ada makanan yang disimpan di dalam freezer,” bebernya.

Tidak hanya ornament nya yang dari barang bekas, bahkan sampahnya juga dimanfaatkan untuk peternak. Jika ada sampah plastik, diberikan ke bank sampah. Sementra sampah dapur diberikan ke peternak bebek.

Kafe ini buka sejak pagi pukul 10.00 WB – 23.00 WIB. Diketahui, Swiss hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk mempersiapkan semua ini.

Ella Sani (23) pengunjung asal Lumajang menyatakan suka dengan kafe ini. Dikatakannya, selama kurang lebih satu jam di sana ia menghabiskan waktu hanya untuk berswafoto.

“Awalnya penasaran, karena saya tau di Instagram teman-teman pada foto di kafe ini. Ternyata keren banget dan sangat instagramable,” tutupnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Imam Suryono mengatakan sangat mendukung adanya inovasi cafe tersebut. “Sangat bagus dan instagramable,” kata dia kepada MVoice.

Apalagi, saat ini dikatakan Imam sangat marak cafe-cafe baru. Sehingga Kota Batu juga perlu adanya inovasi dibidang itu.

“Kalau banyak yang seperti itu. Tentunya nanti juga akan menarik banyak wisatawan yang akan ke sini,” terangnya.(Der/Aka)