BI Malang: Cuti Bersama Ikut Andil Terjadinya Inflasi

Ilustrasi bandara Juanda. (MVoice/airportjuanda)

MALANGVOICE – Peningkatan mobilitas masyarakat saat libur sekolah dan cuti bersama Idul Adha terhadap komoditi angkutan udara menjadi salah satu pendorong inflasi di Kota Malang pada Juni lalu.

Angkutan udara ini merupakan salah satu komoditas yang mendorong inflasi dengan andil 0,06 persen. Komoditas lainnya antara lain daging ayam ras (0,05 persen), cabai rawit (0,03 persen), kacang panjang dan bawang putih sama-sama andil 0,01 persen.

Kepala KPw Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi, inflasi di Kota Malang sendiri pada Juni berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang sebesar 0,07% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,25% (mtm).

Baca Juga:
Polisi Bakal Datangkan Saksi Ahli Dalami Kasus Laka Kerja PG Kebonagung

3 Unit Cold Storage Buat Pedagang Pasar Induk Among Tani

Daerah Rawan dan di Jalur Wisata Dipasangi PJU

“Secara bulanan, inflasi Kota Malang terendah se Jawa Timur. Adapun secara tahun kalender tercatat 1,22 persen (yoy) dan tahunan 3,65 persen (yoy),” ujar Samsun dalam keterangan tertulis yang diterima Mvoice, Senin (3/7).

Inflasi periode Juni 2023 ini, lanjutnya, didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,09 persen (mtm).

“Inflasi lebih tinggi justru tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok transportasi dengan andil -0,02 persen (mtm),” tuturnya lagi.

Ditambahkan Samsun, masing-masing komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menjadi pendorong inflasi ini akibat beberapa faktor bergantung komoditasnya.

Baca Juga:
Atlet Tenis Cuma Satu, PELTI Batu Fokuskan Pembibitan Bakat Muda

Ojol di Kedungkandang Tertangkap Jadi Kurir Sabu, Ganja, dan Inex

Arema Raih Hasil Negatif di Laga Perdana Lawan Dewa United

Meski demikian inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi, terutama pada komoditas bensin, beras, bawang merah, emas perhiasan dan tongkol diawetkan. Secara berurutan andil deflasi komoditas ini -0,09 persen, -0,03 persen, -0,01 persen, -0,01 persen, dan -0,01 persen (mtm).

“Deflasi pada komoditas bensin terjadi seiring penyesuaian harga BBM pada 1 Juni 2023 untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite pada 1 Juni lalu,” kata pria asli Bangil, Pasuruan ini.

Sebagaimana inflasi, faktor penyebab terjadinya deflasi bergantung masing-masing komoditas. Seperti terjadinya penurunan harga beras karena seiring Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak oleh pemerintah yang diinisiasi oleh Bapanas.

Deflasi pada komoditas bawang merah karena pasokan sisa panen masih tercukupi. Sementara penurunan harga emas perhiasan terjadi seiring sentimen yang menggerakkan harga emas global sepanjang Juni, diantaranya pergerakan indeks dolar AS (DXY), kenaikan suku bunga dan inflasi.

Menurutnya, tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan meski harus tetap mewaspadai risiko perkiraan El Nino dan tingginya biaya produksi pertanian.

Menyikapi munculnya potensi El Nino, BI Malang bersinergi dengan dinas terkait menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan ini untuk merumuskan rekomendasi/advisory kebijakan mengenai hal tersebut.

“Kemudian untuk pengendalian inflasi keterjangkauan harga, Bank Indonesia Malang bekerja sama dengan otoritas terkait menggelar Pasar Murah pada 26 Juni 2023,” lanjutnya.

Samsun juga menyebutkan sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan BI Malang terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID.

“Sinergitas itu untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3,0 persen + 1 persen,” pungkasnya.(end)