MALANGVOICE- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia, menyatakan saat ini pemerintah mengembangkan etanol sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berbasis pada kekayaan alam Indonesia sendiri.
Hal itu disampaikan usai membuka Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bertema “Energi Kolektif untuk Negeri”. Pembukaan acara Tanwir IMM yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Rabu (29/10).
Progres Masih 14 Persen, Wali Kota Malang Cek Langsung Proyek Drainase Jalan Soehat
Dikatakan Bahlil, pemerintah kini menyoroti arah kebijakan energi nasional yang kini difokuskan pada dua hal utama, yaitu kemandirian energi nasional dan transisi energi berkelanjutan. Ia menegaskan Indonesia tidak boleh terus bergantung pada impor bahan bakar, karena hal itu dapat melemahkan kedaulatan ekonomi bangsa.
Bahlil kemudian menyoroti persoalan energi yang tengah dihadapi Indonesia dan menegaskan pemerintah tidak sedang berbicara soal oplos bensin.
“Saya tegaskan, kita tidak bicara soal oplos bensin. Yang sedang kami kembangkan adalah etanol—energi bersih yang bisa dibuat dari jagung dan singkong. Ini bukan akal-akalan, tapi langkah nyata agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor,” tegasnya.
Bahlil menjelaskan etanol merupakan bentuk bahan bakar bioenergi yang mampu menggantikan sebagian kebutuhan bensin, sekaligus mengurangi emisi karbon. Ia mencontohkan negara seperti Brazil dan India yang sukses mengembangkan industri etanol, sehingga dapat menekan biaya impor bahan bakar dan meningkatkan nilai ekonomi pertanian.
Ia mengatakan kalau serius mengembangkan etanol, petani akan diuntungkan, lapangan kerja bertambah, dan devisa negara bisa diselamatkan. Maka Indonesia akan punya potensi itu, tinggal kemauan dan keberanian untuk mengeksekusinya.
Lebih lanjut, ia menegaskan Indonesia memiliki bahan baku melimpah untuk memproduksi etanol, terutama dari hasil pertanian. Karena itu, ia mendorong agar riset dan inovasi di perguruan tinggi terus dikembangkan guna memperkuat ketahanan energi nasional.
“Saya ingin mahasiswa, termasuk kader IMM, ikut terlibat dalam pengembangan energi alternatif ini. Jangan biarkan potensi negeri ini diambil alih pihak luar karena kita ragu untuk mulai,” tambahnya.(der)