Angka Stunting Kota Batu Turun 6,3 Persen Berdasarkan Hasil Bultim September 2023

MALANGVOICE– Kasus stunting di Kota Batu menginjak angka 21,1 persen berdasarkan hasil pelaksanaan bulan timbang (bultim) di awal tahun 2023.

Intervensi gizi melalui berbagai program pun terus dilakukan guna memenuhi asupan nutrisi. Hasilnya secara bertahap, kasus gizi buruk menurun 6,3 persen atau berada di angka 14,8 persen pada bultim September 2023.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengajak semua elemen berkolaborasi guna menekan angka stunting. Terlebih bagi kader KB dan tim pendampingan keluarga yang menjadi ujung tombak dalam mengurangi kasus gizi buruk.

“Penguatan kader sangat penting dalam mempercepat penurunan stunting di setiap wilayah. Alhamdulillah di Kota Batu angka menurun di 14,3 persen dari sebelumnya 21,1 persen. Terimakasih kepada para kader yang tanpa kenal lelah mendampingi tumbuh kembang anak stunting,” kata Aries.

Baca juga:
Bawaslu Batu Tak Segan Bubarkan Kegiatan Kampanye Tanpa STTPK

Program BAAS Buahkan Hasil, Pj Wali Kota Batu Bakal Kembali Asuh Dua Balita Stunting

Tekan Angka Stunting, Intervensi Gizi Gencar Dilakukan saat Menginjak Bultim

RPJMN 2020-2024 mensyaratkan prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen di tahun 2024. BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting melakukan berbagai upaya salah satunya pendampingan keluarga beresiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga.

Aries menambahkan, dirinya selalu menyempatkan hadir datang ke desa/kelurahan. Mengunjungi masyarakat, terutama masyarakat kategori rentan. Sehingga bisa mengetahui secara pasti kondisi lingkungan dan pemenuhan gizi kepada anak-anak.

“Saya langsung ingin mengetahui faktor apa yang menyebabkan tingginya angka stunting sekaligus penanganan yang tepat dengan turun langsung ke lapangan sehingga intervensi yang dibutuhkan bisa sesuai dengan persoalan yang muncul,” kata Aries.

Gaya hidup dan gadget (smartphone) rupanya juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak sehingga anak-anak jadi susah makan. “Fenomena penggunaan smartphone yang berlebihan juga salah satu faktor kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. Yang penting anaknya tidak nangis dipegangi HP itu juga berpengaruh sekali,” pungkas dia.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait