Anak Korban Pembunuhan di Ampelgading Kabupaten Malang Alami Trauma

Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro. (MVoice/Ist).

MALANGVOICE – Anak-anak seorang ibu, L (33), yang menjadi korban pembunuhan di Kecamatan Ampelgading, hingga saat ini mengalami trauma.

Terduga pelaku berinisial S (30) saat melakukan aksi pembunuhan di depan anak-anak korban yang masih kecil.

“Jadi korban ini anaknya berjumlah tiga orang. Tapi yang ada di TKP dan melihat langsung peristiwa itu dua anak, yakni AL (1) berjenis kelamin perempuan dan DF (8) berjenis kelamin laki-laki,” ucap Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro, Kamis (2/2).

Menurut Wahyu, saat peristiwa itu anak pertama korban berinisial GT (19) tidak ada di rumah dan sedang bekerja di Kabupaten Lumajang.

Baca juga:
Irjen Kemenkumham RI Puji Keberhasilan Lapas Malang Raih Target PNBP 2022

Terduga Pembunuh Seorang Ibu di Hadapan Anak, Ditemukan Tewas Gantung Diri

Tersangka Pembunuhan Wanita ‘Penyembah Fir’aun’ Terancam Dihukum Seumur Hidup

Akibat peristiwa itu, hingga saat ini anak korban berinisial DF sering merenung dan kerap merasa ketakutan.

“Tidak hanya anak-anaknya. Suami sah korban, Ngadilan juga mengalami dampak psikologis, dan kerap menolak saat diajak berbicara,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Wahyu, jajaran Polres Malang terus melakukan pendampingan psikologis secara rutin kepada keluarga, khususnya anak-anak korban.

“Alhamdulillah, saat ini mulai membaik. Tapi pendampingan psikologis ini akan terus kami lakukan sampai mereka pulih 100 persen,” jelasnya.

Selain itu, tambah Wahyu, pendampingan psikologis juga dilakukan kepada warga setempat sekaligus kepada siswa Sekolah Dasar yang pertama kali menemukan jenazah tersangka yang ditemukan gantung diri, Rabu (1/2) kemarin.

“Kami juga melakukan pendampingan kepada warga setempat karena selama S melarikan diri di hutan setempat, warga juga mengalami ketakutan,” tegasnya.

Sebagai informasi, terduga pelaku berinisial S ini melakukan pembunuhan terhadap seorang ibu di depan anak-anak korban, Minggu (19/12/2022) silam.

Setelah melakukan pembunuhan itu, S melarikan diri ke dalam hutan dan ditemukan gantung diri di perkebunan di belakang, pada Rabu (1/2) kemarin.

Selama pelariannya, S sempat nyaris tertangkap polisi saat bersembunyi di dalam gedung sekolah dasar, namun berhasil kabur karena membawa senjata tajam dan ditodongkan kepada petugas kepolisian.

Akan tetapi, polisi sempat mengambil tindakan tegas, terukur ke betis pelaku, namun masih bisa melarikan diri.(end)