MALANGVOICE – Aktivitas mudik dan balik saat Lebaran tidak selalu menyenangkan. Di sisi lain, aktivitas itu malah kerap membuat anak-anak merana. Lho, kok bisa?
“Banyak sih tips mudik sehat, tapi tidak semua anak bisa selalu hidup nyaman saat mudik. Sebagian malah menderita,” kata seorang dokter spesialis anak, dr Diki Nugroho SpA MKes
Ia menjelaskan, penyebab utamanya, karena urusan rumah tangga yang beralih total ke orang tua. Hal itu biasa terjadi kepada orangtua yang selama ini memperkejakan baby sitter atau memiliki pembantu.
“Yang enggak terbiasa mengerjakan itu semua, orangtua jadi capek luar biasa. Badan penat, lalu stress, sasarannya siapa lagi kalau bukan anak. Gejalanya mata melotot ke anak, kalo ngomel memekik, sama suka maen cubit atau ceples,” paparnya, saat dihubungi MVoice.
Padahal, menurut Nugroho, aktivitas mudik dan balik saat Lebaran seharusnya menjadi momen bagus untuk mengajarkan kemandirian dan menikmati kebersamaan Lebaran bersama buah hati.
Dia meminta orangtua untuk lebih sabar lagi menghadapi si buah hati.
Biasanya, lanjutnya, orangtua juga tidak bisa masak di dapur. Tukang sayur dan pasar juga vakum. Ujung-ujungnya, berhari-hari anak-anak terpaksa mengonsumsi makanan fastfood dengan kandungan garam tinggi, lemak tinggi, gula tinggi, nutrisi ala kadarnya.
“Tetap biasakan gaya hidup sehat untuk anak. 4 sehat 5 sempurna. Karena gizi anak dan keceriaan mereka bermula di meja makan,” tutupnya.