Bank Indonesia Edukasi Guru Kabupaten Malang Program Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah

MALANGVOICE- Bank Indonesia (BI) melanjutkan sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah. Kali ini menyasar ratusan guru di Kabupaten Malang.

Sebanyak 110 guru setingkat SD, SMP, dan SMA ini diberi edukasi bagaimana memperkuat pemahaman terkait rupiah sehingga bisa meminimalisir uang rusak atau bahkan menjadi korban peredaran uang palsu.

Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Siti Nurfalinda, mengatakan, program CBP Rupiah ini sengaja diberikan kepada guru agar bisa menjadi agen menularkan pengetahuannya kepada para murid.

Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Siti Nurfalinda. (Deny/MVoice)

Saling Bersinergi, BI dan PWI Malang Raya Siap Bangkitkan UMKM

“Targetnya kita engagement cinta rupiah lebih luas. Kita butuh agen, jadi kalau bangga, paham itu seperti apa. Kalau pakai guru itu kan punya murid, dan guru jadi teladan dan mentor pastinya lebih mengena di anak didik,” katanya.

Agenda serupa dikatakan Siti pernah dilakukan di Kota Malang dan Kota Batu. Nantinya program seperti ini akan terus digulirkan sehingga menyasar banyak guru yang terlibat.

“Perluasan wilayah bisa sampai Pasuruan dan Probolinggo. Setiap tahun kegiatan serupa akan terus dilakukan agar pemerataan pemahaman rupiah di bisa tercapai,” jelasnya.

Dengan pemahaman terkait cinta rupiah, BI terus bekomitmen agar masyarakat terhindar dari peredaran uang palsu. Siti menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan bantuan alat money detector.

Alat tersebut sudah diberikan kepada pedagang di lima titik, antara lain Pasar Besar Malang, selanjutnya Pasar Induk Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan dan Probolinggo.

“Kalau pakai alat itu kan lebih mudah mendeteksi uang asli atau palsu. Tapi kalau sudah paham membedakan itu sudah jelas terlihat kualitasnya uang tersebut,” tegasnya.

Meski demikian, BI Malang terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengawasi dan menindak apabila ada temuan uang palsu yang beredar. BI juga menekankan bahwa uang palsu tidak dapat ditukar di kantor BI karena tidak memiliki nilai sah sebagai alat pembayaran.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwadji, menyambut baik keterlibatan para guru dalam program CBP Rupiah ini.

“Guru memiliki peran penting mentransformasikan nilai cinta dan pemahaman terhadap rupiah kepada para siswa. Dengan begitu, mereka bisa menggunakan rupiah dengan bijak sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap negara,” tutur Suwadji.

Mereka merupakan perwakilan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Malang, termasuk sekolah negeri, swasta, serta madrasah di bawah Kemenag.

Suwadji menjelaskan, materi CBP Rupiah nantinya dapat disisipkan dalam pembelajaran literasi keuangan dan numerasi.

“Pendidikan itu bukan hanya transfer ilmu, tapi juga penguatan karakter dan literasi keuangan. Nilai-nilai nasionalisme bisa ditanamkan melalui pemahaman terhadap rupiah,” tutupnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait