MALANGVOICE- Ketua Kadin Kota Malang, Djoko Prihatin menyatakan dukungan penuh membantu menyukseskan program BKKBN, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Hal itu dikatakan Djoko usai mendampingi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, di Blok Office, Kota Malang, Selasa (12/8).
Dalam kunjungan kerja itu, Wihaji membagikan sejumlah bantuan kepada warga Kota Malang diantaranya dukungan jamban sehat dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Malang bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Malang.
Ketua Komisi B Berharap Ada Manfaat dari SPAM Bango: Jangan Sampai Merugikan Masyarakat
“Selaras dengan kedatangan menteri, jalur kerja sama Pentahelix kami Kadin Kota Malang dan HIPMI ikut membantu program kementerian dan bersumbangsih agar program Genting dan sukses,” kata Djo sapaan akrabnya.
Selain itu ia juga sepakat program MBG tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak. Dalam pencegahan dan menekan stunting perlu memperhatikan ibu hamil agar nutrisi dalam kandungan terjaga.
“Nantinya ibu hamil dan ibu menyusui juga akan dapat MBG, RT dan RW nya yang mendaftarkan,” tambahnya.
Sebagai bentuk nyata, Djo berjanji akan memperhatikan sanitasi yang bersih. Rencananya ia akan melakukan renovasi di 10 titik dengan nilai Rp50 juta.
“Kita serahkan bantuan tadi ada 10 titik sanitasi yang akan di renovasi dengan nilai Rp 50 juta,” katanya.
Sementara itu, Wihaji turut, pihaknya juga akan meluncurkan program Tamasya. Program ini muncul karena banyak wanita yang ingin child free atau tidak ingin memiliki anak.
Dari data ada sebanyak 71.000 yang tidak ingin memiliki anak atau child free.
“Banyak dari perempuan ini yang menyampaikan, ingin child free karena masalah ekonomi, harus keluar kerja, dan faktor lain. Ini menjadi inspirasi saya, untuk meluncurkan program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), baik yang gratis hingga berbayar,” ujarnya.
Pihaknya telah berkomunikasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan diteruskan ke jajaran bawahnya.
“TAMASYA ini menjadi contoh konkret kerja bersama dari pentahelix, di mana pemerintah, swasta, komunitas, akademisi, dan media bersinergi. Semua harus ikut terlibat, karena stunting bukan hanya urusan kesehatan, tapi juga lingkungan dan pola asuh,” tegas Wihaji.(der)