MALANGVOICE – Sebagian rumah Nur Salianto (55), Jalan KH Hasyim Gang V Kedungkandang, Kota Malang, ambrol. Ambrolnya bangunan itu dikarenakan gempa bumi.
Menurut Salianto, kejadian berlangsung pada Senin (13/4) sekitar pukul 18.30 WIB bermula usai gempa pertama yang terjadi pada Sabtu membuat lantai di ruang tengah rumahnya retak.
Lalu pada hari Ahad (11/4) muncul gempa susulan, mengakibatkan lantai yang semula retak membuat cekungan.
“Tapi karena saya sama keluarga menganggapnya cuman retak biasa, jadi tetep aja dilewati seperti biasa, meski agak bergerak kalau diinjak,” ujarnya saat ditemui MalangVoice.com, Selasa (13/4).
Setelah itu, tepatnya Senin (12/4) sekitar pukul 17.30 WIB, lantai yang cekung itu ambrol, sehingga perabotan di atasnya ikut masuk kedalam tanah. Diketahui tepat dibawah merupakan tempat pembuangan septic Tank.
“Pas ambrol untungnya semua orang ada di kamar, dan dibelakang (dapur) jadi tidak kenapa-kenapa,” tuturnya.
Dengan adanya kejadian ini, Salianto yang tinggal bersama istri, anak dan cucunya harus menumpang ke rumah tetangga atau masjid jika ingin ke kamar mandi.
“Rumah ditinggali 8 orang. Karena septic tank nya kondisinya kayak gini, tidak bisa pakai kamar mandi, harus numpang ke tetangga atau masjid, kalau mau mandi, buang air besar, dan kecil,” imbuhnya.
Sementara itu, Penelaah Bahan Kajian Bencana Alam Seksi Logistik Penanggulangan Bencana Bidang Kedaruratan Logistik dan Logistik BPBD Kota Malang, Cornellia Selvyana Ayoe telah melakukan assessment pada lokasi terdampak.
“Tanah ambles berukuran panjang sekitar 4 meter, lebar 2,5 meter, dan kedalaman sekitar 3 meter. Kami juga memberi bantuan berupa semen, batu bata, dan lauk pauk,” tandasnya.
Sebelumnya, gempa berskala 6,1 Skala Ritcher (SR) yang sempat mengguncang beberapa wilayah di Jawa Timur, Sabtu (11/4). Lokasi parah terdampak adalah Kabupaten Malang bagian selatan. Di sana dilaporkan ratusan bangunan rusak parah.(der)