MALANGVOICE – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Maritim kelas II Tanjung Perak, Surabaya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan Jawa Timur.
Peringatan gelombang tinggi setinggi 2,5 meter hingga 4 meter tersebut akan terjadi mulai hari ini (Ahad 28/2) hingga Selasa (2/3) mendatang.
Dilansir dari laman Twitter @JatimPemprov, yang merupakan akun resmi milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menyebutkan bahwa gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter terjadi di selatan Perairan Jawa Timur (Jatim), dan selat Hindia selatan Jatim.
Gelombang tinggi tersebut terjadi dikarenakan terdapat Siklon Tropis Marian pada posisi 16.3° LS, 92.3° BT (sekitar 1770 km sebelah barat daya Bengkulu) bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia.
Dengan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari Barat Laut – Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 – 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umunya bergerak dari Barat Daya – Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 – 25 knot, kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar bagian selatan, Teluk Bone, yang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.
Untuk itu BMKG mengimbau agar masyarakat memperhatikan keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal Ferry.
Selain itu, perlu diwaspadai keberadaan awan cumulo nimbus (Cb) yang luas dan gelap bisa menambah kecepatan angin dan tinggi gelombang yang diperkirakan berdasarkan gelombang signifikan, karena gelombang maksimum dapat mencapai 2 kali kelinggian gelombang signifikan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan mengatakan, seiring dengan adanya prakiraan cuaca, dan imbauan secara keseluruhan di musim penghujan yang memiliki potensi bencana hidrometeorologi, dirinya telah mendirikan dua pos lapangan yang berbeda di Malang Selatan.
“Kami menyiapkan dua pos di Selatan, yakni Pos lapangan di Tirtoyudo dan pos lapangan di Gedangan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Ahad (28/2/2021).
Dengan begitu, lanjut Bambang, diharapkan bisa memantau secara dini perkembangan, terkait kebencanaan yang ada di wilayah Malang Selatan.
“Kami libatkan relawan kami untuk menjaga pos itu, satu pos empat personel relawan, dengan dua shift,” jelasnya.
Akan tetapi, tambah Bambang, berdasarkan pantauan dari kedua pos lapangan tersebut, belum ada perubahan gelombang tinggi seperti itu.
“Hingga saat ini belum ada perubahan ketinggian gelombang. Itu kan imbauan atau prakiraan yang dimungkinkan bisa terjadi atau tidak. Tapi, kami tetap antisipasi, jika sewaktu-waktu terjadi bencana, bisa segera tertangani,” tukasnya.(end)