MALANGVOICE – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan sektor pertanian merupakan bisnis menjanjikan. Sekalipun ekonomi dunia melemah imbas pandemi Covid-19.
Dia menyebutkan hal tersebut dengan tidak berdampaknya sektor pertanian dengan tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Terbukti, sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama triwulan kedua 2020 (Q2) sebesar 16,24 persen.
Peertumbuhan positif itu pun dikatakannya juga terjadi di Kabupaten Malang. Sebagaimana dilepasnya ekspor komoditas pertanian berupa sayuran kubis sebanyak 4 kontainer dengan masing-masing berisi 25 ton kubis ke Negara Taiwan.
“Konsumsi nasional kita mampu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus punya nilai ekspor dan diminati oleh masyarakat di seluruh dunia. Inilah apa yang kita sebut sebagai akselerasi pertanian itu,” ujar Mentan saat melakukan pelepasan ekspor Kubis di Kabupaten Malang, Kamis (3/9).
Lebih dari itu, Syahrul mengatakan dalam tahun ini saja untuk permintaan eskpor sayuran Indonesia mencapai kurang lebih 230 kontainer. Bahkan untuk tahun depan jumlah tersebut diprediksinya akan terus meningkat hingga 300 kontainer.
“Tahun lalu ekspor sayuran dan buah-buahan kita kurang lebih 6 triliun. Makanya, kenapa pertanian ini merupakan bisnis menjanjikan dan mampu menghidupkan rakyat yang semakin kuat dan semakin akseleratif,” terangnya.
Dia menjelaskan upaya mengembangkan pertanian tersebut merupakan perintah dan arahan Presiden RI Joko Widodo. Apalagi bisa sampai ekspor seperti di Malang.
Artinya, kata dia, presiden ingin pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid 19 yang masih terjadi di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia.
“Bapak Presiden ingin melihat agar akselerasi ekonomi yang real (nyata). Tapi, tentunya tetap bisa memberikan efek pendapatan bagi rakyatnya,” katanya
Oleh karena itu, dia berharap untuk mewujudkannya perlu dorongan dan kerjasama semua elemen bangsa untuk mendorong sektor pertanian agar terus bekerja dan berproduksi.
Dengan catatan pula tidak melupakan untuk meningkatkan kualitas pertanian Indonesia. Sehingga bisa lebih tinggi baik dan supaya mampu bersaing dengan produk luar negeri.
“Kondisi ekonomi dunia saat ini sedang lemah. Kemungkinan untuk satu atau dua tahun kedepan. Nah, untuk kondisi itu tidak terjadi di pertanian. Malah pertumbuhannya bagus,” ungkapanya.(der)