MALANGVOICE – Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko melepas pemberangkatan ekspor satu kontainer berisi kopi seberat 20 ton ke Dubai, Senin (5/12).
Pemberangkatan ekspor produk kopi ini merupakan yang pertama kali dari program Export Coaching Program (ECP) – Pusat Pelatihan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) yang digelar Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Disperindag Provinsi.
Adapun peserta dari ECP – PPEJP adalah PT Guna Berkat Indonesia dengan produk kopi arabica dan robusta sebanyak 20 ton.
Lead Coach Pusat Pelatihan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Santi Setiastuti menyatakan, pelepasan ekspor perdana produk biji kopi ini adalah awal yang bagus dari perkembangan program ECP – PPEJP.
Baca Juga: Perbaikan Jalur Batu-Malang Telan Biaya Rp700 Juta
Mal Pelayanan Publik Merdeka Kota Malang Diresmikan, Hadirkan 197 Jenis Layanan
“Kami punya program indikator para pelaku usaha menjadi eksportir. Selama ini kami dampingi 30 pelaku usaha dari mencari buyer, negoisasi, hingga kontrak dagang,” katanya.
Sebelumnya sudah banyak pelaku usaha yang berhasil mengirim produk ke luar negeri. Seperti produk furniture, home decor, hingga fashion.
“Kami bantu dampingi selama delapan bulan dengan arahan praktisi ekspor dan banyak keuntungan lain. Semoga ini pemicu pelaku usaha lain agar bisa mencari pasar di luar negeri,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, mengaku sangat bangga dengan realisasi program ECP – PPEJP. Menurutnya, program ini mampu membawa produk lokal bisa mendunia.
“Makanya saya bersyukur sekali karena di Malang banyak produk usaha kreatif yang layak diekspor,” kata Bung Edi, sapaan akrabnya.
Selama ini, Bung Edi banyak mengetahui beberapa kendala dari pelaku usaha sehingga kesulitan memasarkan produk. Namun dengan program dari kementerian ini dirasa mampu mengurai masalah tersebut.
“Banyak pelaku isaha bisa produksi, tapi begitu pemasaran kesulitan. Kadang juga masalah permodalan, ini selama ini dihadapi bersama. Masalah ini ke depan semakin terurai, masalah pelaku usaha yang penjualannya kurang bisa terpecahkan,” imbuhnya.
Bung Edi berharap ke depan suksesnya ekspor kopi ke Dubai ini bisa menginspirasi pelaku usaha lain agar semangat memasarkan produknya sampai ke luar negeri.
“Harapannya apa yang dilakukan menginspirasi pelaku usaha, terutama anak-anak muda yang punya produk bagus tapi tidak tahu jalan dan caranya ekspor. Tentu harapannya tidak berhenti di sini tapi berlanjut karena sangat bermanfaat,” harapnya.
Ditambahkan pimpinan PT Guna Berkat Indonesia, Sartika Wiguna, kopi yang dikirim berasal dari petani lokal di Dampit, Arjuno, dan Semeru.
Ia menemukan peluang bisnis ini ketika pandemi dan sekaligus mencarikan jalan keluar bagi petani yang kesulitan memasarkan saat panen kopi.
“Saat pandemi lalu petani tidak ada solusi untuk jual produk, akhirnya saya lakukan digital marketing melakukan kegiatan secara startup, pelatihan, akhirnya ketika panen 2022 ini berhasil diekspor,” kata Tika begitu di disapa.
Tika mengaku pertama kali mengekspor kopi ini ke Dubai dalam jumlah besar. Dubai dipilih karena pangsa pasar yang baik dan tidak terhambat regulasi yang rumit seperti negara lain.
“Saya sudah pernah ekspor ke negara lain tapi tidak sebanyak ini. Sekarang ke Dubai nilainya sampai 80 ribu dollar. Awalnya banyak saya tawarkan ke negara lain sampai akhirnya ketemu di Dubai karena pasar bagus,” tandasnya.(der)