Warga Kota Batu Sulap Diapers Bekas Jadi Replika Tanamam Bonsai

Rudi Eko Prasetyo warga Desa Torongrejo, Kota Batu tampak membuat replika tanaman hias Bonsai, Kamis (18/7). (Foto: Ayun/MVoice)
Rudi Eko Prasetyo warga Desa Torongrejo, Kota Batu tampak membuat replika tanaman hias Bonsai, Kamis (18/7). (Foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Ide kreatif yang ditorehkan Rudi Eko Prasetyo warga Desa Torongrejo, Kota Batu patut diacungi jempol. Karya penggiat lingkungan di Kota Batu ini sangat inspiratif. Dia mampu menyulap diapers bekas menjadi barang yang bernilai ekonomi dan seni.

Pantauan MVoice, tangan terampilnya tampak cekatan ketika membuat replika tanaman Bonsai. Ya, ia sedang membuat replika tersebut dari diapers bekas. Sebelumnya Eko sudah membuat pot bunga yang bahannya juga sama dari diapers bekas.

Ia mengaku tak puas dan masih bisa berkreasi, karena itulah ia membuat replika tanaman Bonsai. Berawal dari hobi mengoleksi tanaman hias, Eko terinspirasi membuat replika tanaman. Cara membuat replika tanaman Bonsai tidak jauh berbeda dari membuat pot.

Popok terlebih dahulu dikeringkan dalam keadaan bersih. Keadaan bersih ini bagian dalam diapers untuk menampung kotoran dibuang. Agar tidak tercemar kotoran.

“Ya, karena saya suka dengan tanaman hias apalagi Bonsai. Kalau pot kan butuh pot asli untuk membentuk pot. Nah,kalau bonsai ini hanya butuh kawat dan tali tampar,” ujarnya saat ditemui MVoice, Kamis (18/7).

Agar lebih mudah membentuk mirip dengan Bonsai. Untuk daunnya Eko menambahkan tali berwarna hijau yang diserut sehingga menyerupai tanaman. Hasilnya juga sangat mirip dengan tanaman Bonsai. Mulai dari tangkai yang bagian bawah besar hingga pucuk tanaman.

Ia berharap dengan kreativitasnya tersebut bisa memberikan ilmu ke ibu-ibu di komplek rumahnya.

“Ini kan ketrampilan yang bisa dilakukan di mana saja, dan kapan saja. Ya itu harapan saya, selain itu juga mengurangi pembuangan sampah diapers ke sungai,” ungkap pria yang akrab disapa Ngowos itu.

Diketahui dalam sehari ia bisa membeli diapers dari warga sekitar lebih dari 3000. Popok tersebut ia beli dengan harga sangat murah dengan syarat sudah bersih. Secara tidak langsung Eko juga menyarankan agar diapers jenis apapun tidak dibuang, tetapi di beli oleh dirinya.(Hmz/Aka)