Warga Bulukerto Gelar Ritual Adat Bersih Desa Kenduri Encek

Suasana Kenduri Encek di salah satu punden yang ada di Desa Bulukerto, Kota Batu (Foto: Istimewa)

MALANGVOICE – Warga Desa Bulukerto, Kota Batu menggelar ritual Bersih Desa Kenduri Encek, Kamis (25/4). Hal itu merupakan sebuah bentuk memperingati hari jadi Desa Bulukerto ke – 130.

Ritual adat bersih desa itu dilaksanakan setiap tahun sekali, yakni pada Kamis Kliwon bulan Ruwah menurut penanggalan Jawa, sebagai ekspresi rasa syukur warga atas nikmat yang didapatnya.

Masing – masing warga yang datang ke ritual adat itu membawa encek. Di dalam encek itu tersaji nasi, ingkung (ayam utuh) dan lauk-pauk. Encek itu lalu ditaruh berjejer memanjang di pelataran Punden. Kemudian saling ditukarkan dan dibagikan untuk dibawa pulang warga.

Hal ini dilakukan secara serentak tepat pukul 06.00 WIB di setiap dusun yang ada di Bulukerto yakni Dusun Gemulo, Buludendeng, Kliran, dan Cangar.

Setelah itu, warga duduk mengelilingi deretan Encek yang sudah terkumpul sembari memanjatkan doa yang dipimpin oleh tokoh warga setempat.

Kepala Desa Bulukerto Suwantoro mengatakan ritual adat itu sudah berlangsung selama bertahun – tahun. Sebagaimana pesan dari pendahulunya, ritual adat itu harus terus dilaksanakan setiap tahun, yakni setiap Kamis Kliwon Bulan Ruwah menurut penanggalan Jawa.

“Seiring perkembangan zaman, tradisi leluhur Kenduri Encek ini nyaris pudar. Tokoh masyarakat Desa Bulukerto sepakat menghidupkan kembali Kenduri Encek ini pada Selamatan Bersih Desa tahun 2019 ini” ujarnya

“Jika tahun lalu hanya beberapa Rukun Warga (RW) yang menggelar Kenduri Encek, nah tahun ini semua RW di Desa Bulukerto menggelar Kenduri Encek ini,” imbuhnya.

Perlu diketahui Encek adalah sebuah wadah makanan kenduri yang terbuat dari pelepah pisang yang berbentuk persegi. Di sisi tengah bagian bawah terdapat anyaman bambu sebagai penopang makanan.

Encek itu sendiri bermakna menanti cahaya surga. Hal ini tersirat dari keberadaan pelepah pisang dan janur yang memiliki filosofi surga yang agung. Ada juga yang mengatakan Encek adalah sebuah harapan atau cita-cita yang besar.

Sementata makanan yang ada di dalam Encek biasa disebut warga setempat dengan sebutan asahan.

Tujuan kegiatan ini adalah berdoa agar selalu dijauhkan dari bala, selalu diberikan kesehatan dan diberikan kesejahteraan yang barokah serta selalu diberikan keselamatan. Selamatan Desa diawali dengan ritual iber-iber yang dilaksanakan pada hari Rabu (24/4) dan Selamatan Desa.

Pada hari Kamis (25/4) dilaksanakan Selamatan Punden di lima titik, yakni Punden Pendopo Kasepuhan Jagal Abinowo Dusun Buludendeng, Punden Kasepuhan Balepanjang Keramat Mbah Imam Sujono, Punden Kaliumbul Dusun Kliran dan Dusun Gemulo, Pendopo Kasepuhan Tirtosari Dusun Cangar dan Sumber Umbul.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono mengatakan sesuai dengan Undang-Undang pemajuan kebudayaan daerah itu terdapat 11 borang, salah satunya terdalat adat istiadat. Ke depannya adat tersebut bisa dikembangkan menjadi sebuah desa wisata.

“Adat istiadat masing-masing desa itu mempunyai cara tersendiri. Desa Bulukerto punya cara tersendiri, Desa Gunungsari juga demikian, dan desa lainnya,” ujar Imam saat dikonfirmasi MVoice

Lebih lanjut imam menambahkan untuk pengembangan desa wisata ini perlu adanya pendampingan. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata akan terus mendampingi desa untuk mengemas selamatan desa agar menjadi daya tarik wisata berbasis kearifan lokal.

“Kami juga meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan desa wisata yang sesuai dengan visi misi wali kota yakni ‘Desa Berdaya Kota berjaya. Kita juga akan membangun satu sanggar seni di setiap kecamatan yang ada di Batu, agar masyarakat desa semakin paham nilai-nilai seni tradisi, sehingga bukan hanya seni kontemporer saja yang berkembang,” tandasnya.(Der/Aka)