Warga Batu Bersih Dandang Sambut Ramadan

Prosesi bersih dandang di Sungai Kebo Kelurahan Ngaglik, Sabtu sore (12/5). (Aziz Ramadani/ MVoice)
Prosesi bersih dandang di Sungai Kebo Kelurahan Ngaglik, Sabtu sore (12/5). (Aziz Ramadani/ MVoice)

MALANGVOICE – Menyambut Ramadan 1439 Hijriyah, warga Kelurahan Ngaglik Kota Batu menggelar tradisisi Magengan. Menariknya, dilakukan dengan cara bersih -bersih dandang di sungai dan sumber mata air.

Puluhan warga didominasi kaum hawa diarak keliling kampung. Masing – masing membawa dandang dengan cara digendong menggunakan kain. Ada pawai drumband semakin menyemarakkan suasana.

Sesampai di pertemuan Sungai Kebo dan aliran dari sumber Beluk Tanjung. Masing -masing warga nyemplung (turun) sungai. Dengan alunan khas musik Jawa, maka dimulai prosesi cuci dandang. Prosesi ritual ini semakin khidmat dengan tarian Tirto Wening.

Kemudian, ritual dilanjutkan menuju Belik Tanjung. Sesampainya di Belik Tanjung, mereka kembali membersihkan dandang dan mengisinya untuk kemudian diakhiri dengan membaca doa bersama sebagai ucapan rasa sukur.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Ngaglik, Achmad Rifai mengatakan ritual magengan bertujuan untuk menggugah masyarakat Kelurahan Ngaglik agar memahami sejarah dan tradisi para leluhur. Terutama dalam menyambut bulan suci Ramadan.

“Jadi filosofi ibarat rumah bersihkan dari kotoran
pikiran bersih hati bersih menyambut bulan suci,” ujar Achmad Rifai kepada MVoice.

Lokasi yang dipilih sebagai megengan, lanjut dia, memiliki sejarah penting bagi masyarakat Pasanggrahan dan Ngaglik. Serta Kota Batu pada umumnya.

“Untuk Sugai Kebo, dulunya menjadi tempat bagi masyarakat dengan latar belakang petani untuk mendikan kebo usai bekerja seharian. Dulunya sangat ramai didatangi warga saat kemarau,” ujar pria akrab disapa Mad Berlin ini.

Sementara itu, Ketua panitia kegitan, Danni Field menambahkan, tradisi megengan yang diselenggarakan untuk pertama kalinya ini terlaksana kolaborasi antara warga, PC. IPNU Kota Batu dan MI Darul Ulum Kota Batu. Berharap ke depab kegiatan serupa terus ada setiap tahun sebagai pengingat sejarah.

“Kalau perlu jadi destinasi wisata baru. Kami akan koordinasikan kembali,” tutupnya.(Der/Aka)