MALANGVOICE – Jarak sekolah yang jauh dari rumah, membuat sebagian siswa nekat mengendarai motor. Padahal, jelas-jelas siswa SMP masih di bawah umur dan tidak berhak atas SIM.
Sebut saja, Deta, Fafli, Febri, dan Fajar, siswa SMPN 15 Malang yang setiap hari terpaksa harus naik motor ke sekolah. Keempat siswa SMP itu mengaku lebih memilih mengendarai motor ke sekolah, karena hemat waktu dan tidak capek.
“Rumah saya di Tebo, kalau naik motor lebih cepet. Naik angkot capek mbak, masih jalan kaki lagi ke rumah. Bensin motor juga beli seminggu dua kali aja,” kata Fajar saat ditemui MVoice sepulang sekolah beberapa menit lalu.
Mereka mengaku orang tua mereka mengijinkan dan tidak ambil pusing dengan hal itu. Bahkan mereka mengaku juga tidak takut bila ditilang polisi
“Gak takut ditilang, soalnya saya seh lewatnya jalan trabasan mbak. Kata bapak seh ‘ati-ati pokoke le,’ ” kata Fajar menirukan ucapan ayahnya.
Keempat siswa ini mengatakan, sampai saat ini sekolah tidak memberikan sanksi pada mereka. Sebagian teman-teman di sekolahnya juga berani naik motor ke sekolah, dan dititipkan dirumah-rumah penduduk sekitar sekolah.
“Gak pernah ditegur kok. Teman-teman ya banyak bawa motor dititipin di rumah penduduk biasanya,” katanya.
Soal keamanan dan keselamatan berkendara, Fajar dan kawan-kawan tidak ambil pusing,
“Pokoke bawa helm,” katanya terkekeh.