Usai Rehabilitasi, Tujuh Lutung Jawa Akan Dikembalikan ke Habitatnya

Medical Check Up Lutung Jawa oleh JLC (istimewa)

MALANGVOICE – Rampung jalani proses rehabilitasi panjang, tujuh lutung Jawa di Javan Langur Centre (JLC), Aspinall Foundation Indonesia, Coban Talun, Bumiaji, Kota Batu akan dilepaskan ke habitatnya. Tepatnya pada hari Kamis (26/11).

Saat ini terdapat 24 Lutung Jawa yang sedang menjalani proses rehabilitasi di JLC. Lutung Jawa di JLC itu didapatkan melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam dari hasil sitaan dan penyerahan masyarakat.

Tujuh lutung Jawa yang dilepasliarkan antaranya enam betina dan satu pejantan.

“Ke 7 hewan primata itu telah melewati masa rehabilitasi yang cukup lama sebelum layak untuk dilepas liarkan. Mungkin sekitar 8 bulan hingga 1,5 tahun,” jelas Manager Aspinall Foundation, Iwan Kurniawan.

Selama proses rehabilitasi lutung Jawa melewati beberapa tahap. Pertama akan dilakukan proses pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu selama lebih kurang tiga bulan. Selama proses ini akan dilakukan proses pemeriksaan penyakit-penyakit berbahaya.

Setelah dipastikan sehat oleh dokter hewan dengan menunjukkan hasil lab bagus. Selanjutnya akan dilanjut pada proses sosialisasi. Dalam masa sosialisasi ini lutung akan dibagi menjadi grub atau kelompok-kelompok.

Dalam proses sosialisasi ini akan dilakukan pemantauan yang ketat untuk mengetahui perkembangannya. Yakni pengenalan pakan alami lutung Jawa yaitu daun. Juga psikomotoriknya, apakah sudah bisa memanjat ataupun meloncat.

Setelah itu lutung jawa akan dites kesehatannya. Yang menunjukkan hasil lab negatif dalam artian tak ada penyakit yang berbahaya dan bisa menular.

Pelepasan lutung nantinya dimasukkan dalam kandang habituasi terlebih dahulu.

“Jadi pelepasannya tidak langsung dilepas begitu saja, namun ada proses adaptasi selama semingguan baru kami akan buka pintu kandangnya,” ungkapnya.

Tim JLC melakukan pelepasan primata ini di hutan lindung Coban Talun dan Tahura R Suryo di daerah Gunung Biru Anjasmoro.

Proses mulai masuk hingga pelepasan di alam liar memakan waktu yang berbeda-beda untuk setia hewan. Dilihat dari segi kesahatan, psikomotorik, kognitif, dan afektif jika sudah bagus makan akan dilepaskan.

Iwan mengatakan, biasanya yang paling cepat bisa delapan bulan sudah dilepaskan asal sudah memiliki kelompok. Kalau yang lama bisa mencapai 2 tahun bahkan lebih. Namun jarang ada yang bisa sepuluh bulan. Rata-rata pelepasan dilakukan setelah 1,5 tahun.

Semenjak tahun 2011 the Aspinal Foundation Indonesia telah melakukan pelepasan lutung sebanyak 124 ekor. Dilakukan di berbagai daerah. Mulai hutan yang berada di kawasan malang selatan. Hingga saat ini difokuskan di kawasan Hutan Biru.(der)