MALANGVOICE – Pendidikan Transisi-8 penerbang Super Tucano tahun 2017 resmi di tutup. Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Marsma TNI Julexi Tambayong, menutup kegiatan ini dengan menyematkan badge Super Tucano bagi siswa yang tuntaskan pendidikan.
Tradisi pecah telur dan siram air bunga pun dilakukan seusai acara. Tradisi ini sebagai tanda berhasilnya mereka (menetas) menjadi burung yang bisa terbang.
Kegiatan dihadiri segenap pejabat Lanud Abd Saleh, Instruktur, Teknisi, Bintara dan Tamtama di Skadron Udara 21.
“Pada hakekatnya pendidikan transisi sebagai investasi SDM di masa depan terhadap Super Tucano,” katanya, menutup kegiatan yang berlangsung di Selter Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, Kamis (31/8).
Penerbang Super Tucano dididik untuk mempersiapkan dan mengembangkan SDM khususnya penerbang pesawat tempur.
“Yang handal dan mengemban tugas tanggung jawab dalam mengoperasikan pesawat Super Tucano,” ujarnya.
Pendidikan Transisi sebagai kaderisasi penerbang dengan sasaran supaya dapat mencapai kualifikasi penerbang pesawat Super Tucano EMB 314 yang kini memperkuat alutsista TNI AU.
Julexi meminta prajurit supaya meminimalisir kesalahan sekecil apapun. Sehingga mampu menjalankan tugasnya sesuai prosedur.
Kedua penerbang yakni, Letda PNB Bimo Atmojo dan Letda PNB Satriyo Gangsar. Keduanya selesai mengikuti pendidikan Transisi dan menyelesaikan tahapan dengan menghabiskan 92 jam terbang. Pendidikan Transisi mulai dibuka 9 bulan lalu atau 17 November 2016.
“Manfaatkan sebaik mungkin pendidikan ini. Dan kuatkan pengabdian serta dedikasi dalam memgemban tugas negara,” pesannya.(Der/Aka)