Tunjang Kemandirian Ekonomi, Eks Napiter Dibekali Keterampilan Baru

MALANGVOICE– Belasan mantan narapidana terorisme (napiter) dibekali keterampilan baru. Langkah ini bagian dari upaya deradikalisasi untuk menghilangkan paham ekstrimis fundamentalis berbasis agama. Sehingga mereka dapat menyatu kembali ke tengah-tengah masyarakat melalui pendekatan psikososial.

Sebanyak 19 eks napiter dan simpatisan jaringan Jemaah Islamiyah (JI) dibekali keterampilan baru pengolahan susu dan juru sembelih halal (juleha). Pelatihan tersebut diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kota Batu selama tiga hari, mulai 24-26 September. Pelatihan ini sebagai wujud menumbuhkan optimisme memulai langkah baru dan meninggalkan masa lalu kelam.

Wali Kota Malang Luncurkan “Tahes Mbois Gym”, Ajak Warga Hidup Sehat dengan Cara Asyik

Dari jumlah itu, sembilan orang memilih jalur pelatihan juleha. Rinciannya, lima dari Jawa Tengah, tiga dari Jawa Timur, dan satu dari Sumatera Selatan. Sedangkan 10 peserta lainnya menekuni pengolahan susu, masing-masing lima dari Jawa Tengah dan lima dari Jawa Timur.

Mereka bukan sekadar duduk mendengar materi di kelas. Para peserta benar-benar praktik menyembelih kambing dan unggas sesuai syariat. Untuk yang memilih jalur pengolahan susu, mereka langsung mencoba membuat yoghurt, es lilin yoghurt, sampai burger susu. Juga sempat melakukan kunjungan ke UMKM binaan BBPP, Yoghurt Mahim.

Kepala Densus 88 Antiteror, Irjen Pol Sentot Prasetyo, hadir langsung menutup kegiatan. Ia menegaskan, pelatihan ini menjadi bagian dari strategi Densus 88 dalam program deradikalisasi yang menyentuh aspek kesejahteraan.

“Permasalahan ekonomi sering menjadi tantangan terbesar para eks napiter setelah bebas. Karena itu, kami fasilitasi mereka dengan keterampilan yang bisa langsung dipraktikkan untuk menunjang perekonomian keluarga,” jelasnya.

Menurut Sentot, program ini terbukti memberi dampak positif. Ada pesan penting bahwa negara hadir mendampingi eks napiter agar bisa benar-benar pulih, bukan hanya bebas secara fisik, tapi juga merdeka secara ekonomi.

“Para peserta bisa merasakan langsung manfaat keterampilan baru. Harapannya, mereka semakin mandiri dan tidak lagi terjerat pada masa lalu,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala BBPP Kota Batu, Roby Darmawan menguraikan, bahwa pelatihan ini memang dirancang praktis. Untuk peserta juleha, mereka dibekali teknik penyembelihan yang aman, sehat dan sesuai kaidah halal.

“Sedangkan untuk pengolahan susu, kami sesuaikan dengan keterbatasan waktu. Mereka diajarkan produk yang bisa diolah tanpa membutuhkan peralatan khusus. Jadi bisa langsung diimplementasikan di rumah,” ujar Roby.

Produk olahan itu diantaranya yoghurt, stik susu, permen susu, susu rempah, hingga keju.

“Tapi karena waktunya hanya singkat, kami pilih yang sederhana tapi bernilai jual tinggi,” imbuhnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait