TPST 3R Desa/Kelurahan Strategi Kurangi Beban TPA Tlekung

Setiap harinya TPA Tlekung menerima sekitar 80 ton sampah. DLH Kota Batu menyusun strategi untuk mengurangi beban daya tampung sampah. (Istimewa)

MALANGVOICE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu menargetkan volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung berkurang 20 persen. Dalam sehari rata-rata sampah yang masuk ke TPA Tlekung berbobot sekitar 80 ton.

DLH pun berupaya mengurangi beban daya tampung dengan melibatkan desa/kelurahan. Diharapkan desa/kelurahan memiliki TPST 3R untuk mengolah sampah. Dari 24 desa/kelurahan, masih 19 desa/kelurahan yang memiliki TPST 3R. Masih ada 5 desa/kelurahan yang belum memiliki.

Kepala DLH Kota Batu, Aries Setyawan menjelaskan, tahun ini pihaknya memfokuskan pendirian TPST 3R di Desa Junrejo dan Desa Sidomulyo. Awalnya program ini akan dituntaskan tahun ini. Namun anggaran tak mencukupi lantaran direlokasi dampak kebijakan penanganan Covid-19.

Ia mengatakan, DLH memfasilitasi pembangunan fisik yang dianggarkan per titik sebesar Rp 200 juta. Sedangkan peralatan mesin dibebankan kepada pihak pemdes/kelurahan.

“Kan ini program sinergitas antara DLH dan pemerintah desa/kelurahan. Waktu hearing sudah saya sampaikan, dan legislatif mendukung. Karena semua memiliki harapan yang sama agar setiap desa/kelurahan di Kota Batu segera memiliki TPST 3R. Shingga bisa melakukan pengolahan sampah secara mandiri dan mampu mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung hingga 20 persen,” jelas Aries.

Aries menekankan bahwa penyelesaian pengurangan sampah tidak hanya melalui mesin. Tapi juga harus dimulai dari masyarakat, karena itu DLH bakal intens memberikan pendampingan-pendampingan agar bank sampah dan TPST 3R bisa beroperasi maksimal.

“DLH juga sudah menyusun strategi tata kelola mengurangi volume sampah. Tujuannya agat tidak membebani daya tampung di TPA Tlekung yang rata-rata per hari mencapai 90 ton,” ujar Aries.

Menanggapi itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari mendukung penuh langkah yang dilakukan DLH Kota Batu agar permasalahan sampah bisa tertangani dengan baik. “Persoalan sampah bisa teratasi jika dilakukan secara bersama-sama, tentu diawali dari diri kita masing-masing. Harapan legislatif program pengurangan dan pengelolaan sampah bisa segera terwujud sebagai bukti nyata keseriusan kita,” ungkapnya.

Ia meyakini jika diseriusi setiap tempat bisa melakukan pemilahan sampah secara mandiri. Dia menyarankan supaya DLH terus berinovasi serta memberikan pendampingan hingga bawah. “Jangan sampai setelah dibangun nanti tidak maksimal, sesuai pengamatan kami hanya beberapa TPST 3R yang beroperasi dengan baik contohnya Dadaprejo, Temas, dan Oro-oro Ombo,” pesannya.

Sementara itu, Kades Junrejo, Andi Faizal Hasan menjelaskan jika pihaknya sudah merencanakan pembangunan TPS 3R sejak tahun 2019. Tetapi belum ada tindak lanjut dari DLH sejak saat itu, hingga Pemdes Junrejo memiliki inisiatif bakal membangun TPST 3R secara mandiri dengan membeli mesin insenerator melalui APBDes.

“Semoga saja pembangunan bisa terealisasi, kita sudah menyiapkan jauh-jauh hari, contohnya penyediaan lahan aset desa yang berada di Dusun Rejoso,” pungkasnya.(der)