Tinjau Vaksinasi PMK Dosis Kedua di Kota Batu, Gubernur Jatim: Sapi Perah Prioritas Utama

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau pelaksanaan vaksinasi dosis kedua di kandang komunal sapi perah yang berada di Desa Tulungrejo, Kota Batu. (Pemkot Batu/Malangvoice.com)

MALANGVOICE – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendatangi Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Senin (25/7).

Kunjungannya itu untuk meninjau vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di kandang komunal sapi perah milik peternak yang terrgabung dalam Kelompok Gunung Harta dan Kelompok Wonorejeki.

Vaksinasi PMK kali ini merupakan penyuntikkan vaksin dosis kedua. Sebelumnya, vaksin dosis pertama digelar sejak 25 Juni lalu. Nantinya, vaksin ketiga akan diberikan enam bulan setelah penyuntikan dosis kedua.

Khofifah menyampaikan, Pemprov Jatim mengalokasikan Rp41 miliar untuk percepatan penanganan PMK. Populasi ternak di Jawa Timur mencapai 4,9 juta ekor dan 166.972 ekor terjangkit PMK. Sehingga mendapat kuota vaksin cukup besar. Pada pekan ini ada 600 ribu vaksin yang diterima dan disebarkan ke seluruh daerah, termasuk Kota Batu.

“Kota Batu kebagian jatah 10 ribu vaksin dengan jumlah populasi sapi 15.400 ekor. Hari ini dilanjutkan dengan vaksin dosis kedua,” tutur mantan Menteri Sosial itu saat berada di Kota Batu (Senin, 25/7).

Sebelumnya, Kota Batu juga mendapat 12.500 vaksin dan sudah terealisasi 98 persen untuk dosis pertama. Khofifah menekankan kepada kepala daerah kabupaten/kota agar mempercepat vaksinasi sebagai langkah percepatan penanganan PMK. Apalagi PMK berdampak pada perekonomian peternak, terutama sapi perah yang produktivitas susunya menurun.

“Kami prioritaskan terlebih dahulu pada sapi perah. Sebab apabila sapi perah terjangkit PMK, langsung berdampak pada penurunan produktivitas yang sangat signifikan,” tutur dia.

Khofifah juga mengungkapkan jika saat ini Pemerintah Australia sudah mulai mengirimkan obat-obatan PMK kepada Pemerintah Indonesia. Kemudian Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya dimungkinkan pada akhir Agustus atau awal September hingga bulan Oktober mendatang mampu memproduksi 1 juta dosis vaksin PMK.

Lebih lanjut, ia juga meminta kepada seluruh peternak agar lebih tenang. Sehingga tak buru-buru menjual ternaknya dengan harga murah. Karena pasokan vaksin yang dikirim ke Jawa Timur lebih banyak dari pada sebelumnya.

“Selain itu obat-obatan juga sudah mulai turun. Karena itu, para peternak tidak perlu lagi menjual hewan ternaknya dengan harag murah,” imbuh dia.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyebut, di Kota Batu ada 15.400 sapi. Dari jumlah itu, yang terkonfirmasi positif PMK sebanyak 4500, saat ini tinggal 125 sapi yang dilaporkan aktif terkonfirmasi. Sisanya sebanyak 3000 ekor dinyatakan sembuh.

“Menurut informasi peternak, setelah divaksin, nafsu makannya sapi bertambah. Ini menjadi rasa syukur kami, semoga vaksin bisa terus didistribusi dan disuntikan ke hewan,” imbuh Dewanti.

Wakil Ketua Kolompok Tani Wono Rejeki, Hartoyo menyebutkan 200 sapi di kandang komunal tidak terserang PMK. Sapi-sapi di tempat itu mengkonsumsi ecoenzim dan rempah-rempah, termasuk telur. Selain itu, makanan seperti biasanya. Kebersihan kandang jugasangat diperhatikan.

“Kalau di sini, sementara ini masih aman. Belum ada yang terserang di Dusun Wonorejo. Populasi sapi di Wonorejo bisa mencapai 1.000 sapi,” ujar dia.(der)