MALANGVOICE – Pasca dua hari banjir melanda, Wali Kota Malang Sutiaji langsung meninjau daerah terdampak, Rabu (12/12). Namun, orang nomor satu di Pemkot Malang ini belum dapat memastikan nilai kerugian akibat bencana tersebut.
“Saya belum dapat laporan, saya harus pastikan dulu dari data resmi, bukan data njenengan (wartawan),” kata Sutiaji saat dikonfirmasi MVoice terkait nilai kerugian bencana banjir.
Terlepas dari itu, lanjut Sutiaji, secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada korban terdampak banjir. Pihaknya telah menginstruksikan OPD terkait untuk terus konsentrasi mengurai titik-titik aliran air yang jadi penyebab banjir.
“Saya minta maaf kepada SMPN 18 Malang karena banyak dirugikan, untung saja kegiatan siswa sudah UAS, sehingga tidak menggangu signifikan PBM (proses belajar mengajar),” ujarnya kepada awak media usai meninjau SMPN 18 Malang salah satu terdampak banjir.
Setelah berkeliling setiap sudut sekolah beralamatkan Perum Griya Santa Jalan Soekarno-Hatta itu, Sutiaji meyakini banjir, Senin lalu (10/12) merupakan musibah di luar prediksi.
“Ini musibah, juga kan tidak terjadi setiap tahun, kami sudah konsentrasi mengurai banjir di 26 titik, tapi tidak kita bayangkan di sini (SMPN 18 Malang) dan termasuk (rumah makan) Ringin Asri,” ujarnya.
“Jebolnya tembok berarti ada air besar dari arah barat, saya tidak bisa menginterpretasikan macam- macam, njenengan (awak media) sudah menyaksikan dan tahu air besar itu dari mana,” imbuh pria berkacamata itu.
Namun, masih kata Sutiaji, ada banyak faktor yang kuat dugaan jadi biang bencana tersebut. Pertama soal kebersihan, kedua penyempitan aliran air (termasuk pendangkalan sungai) kemudian hujan yang intensitasnya sangat lebat.
“Apalagi Malang ini kan hilir. Sudah hukum alam. Meskipun begitu kami tetap meminta DPUPR mencari penyebabnya,” pungkas Politisi Demokrat itu. (Der/Ulm)