Tim IKM FIK UM Teliti Efektivitas Media Visual untuk Ubah Perilaku Konsumsi Minuman Manis di Kalangan Mahasiswa

MALANGVOICE— Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan atau Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) di kalangan anak muda, termasuk mahasiswa, terus meningkat dan menjadi perhatian serius bagi dunia kesehatan.

Gaya hidup instan dan minimnya kesadaran akan kandungan gula yang tinggi dalam SSBs dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan berbagai penyakit metabolik lainnya.

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (IKM FIK UM) tengah melakukan sebuah studi yang berjudul “Efektivitas Media Visual tentang Kandungan Gula pada SSBS dalam Mengubah Perilaku Konsumsi Minuman Berpemanis di Kalangan Mahasiswa”

Melihat urgensi permasalahan ini, tim peneliti dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (IKM FIK UM) tengah melakukan sebuah studi yang berjudul “Efektivitas Media Visual tentang Kandungan Gula pada SSBS dalam Mengubah Perilaku Konsumsi Minuman Berpemanis di Kalangan Mahasiswa.”

LIRA Klarifikasi ke KPU Kota Malang Terkait Informasi Ketidaksesuaian Data Dukungan Paslon Independen

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana media visual dapat meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap serta perilaku konsumsi SSBs pada mahasiswa. Media visual yang digunakan berupa papan edukatif yang menampilkan beberapa produk minuman kemasan populer, seperti air mineral, soda, teh manis dalam botol, minuman isotonik, dan susu dalam kemasan.

Di bawah masing-masing minuman terdapat takaran gula yang telah ditakar dan ditempatkan dalam gelas plastik kecil (cup), yang menunjukkan jumlah gula (dalam sendok teh) yang terkandung dalam setiap produk. Mahasiswa dipilih sebagai subjek karena mereka merupakan kelompok usia produktif yang rentan terhadap kebiasaan konsumsi minuman manis akibat tuntutan aktivitas tinggi dan pola konsumsi yang cepat dan praktis.

Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan desain kuasi eksperimental, dengan melibatkan kelompok mahasiswa sebagai responden. Para peserta akan diberikan intervensi berupa media visual edukatif tentang kandungan gula. Sebelum dan sesudah intervensi, dilakukan pengukuran terhadap tingkat pengetahuan dan sikap terkait konsumsi SSBs untuk melihat dampak dari media yang disajikan.

“Kami ingin mengetahui apakah pendekatan visual yang sederhana namun informatif dapat menjadi alat edukasi yang efektif dalam kampus,” ujar Mumtaz Juhanda, salah satu anggota tim peneliti. Ia menambahkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam kampanye promosi kesehatan berbasis media, khususnya di lingkungan perguruan tinggi.

Jika terbukti efektif, media visual yang dikembangkan dalam studi ini berpotensi untuk diterapkan secara lebih luas dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular melalui perubahan perilaku konsumsi minuman berpemanis.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait