Tari Sanduk Kota Batu Diusulkan Jadi WBTB

MALANGVOICE– Seni Tari Sanduk di Kota Batu masih tetap lestari dan berkembang pesat hingga kini. Salah satu kesenian tradisi itu menjadi sebuah penanda identitas dan keberlanjutan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kesenian ini juga menarik minat generasi muda, karena selama ini Tari Sanduk selalu identik dimainkan oleh orang berusia lanjut.

Dukungan diberikan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu agar Tari Sanduk tetap eksis dan terus berkembang. Bahkan, Disparta telah mengusulkan kepada Kementerian Kebudayaan untuk menetapkan Tari Sanduk sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kota Batu. Hal itu diungkapkan Kabid Kebudayaan Disparta Kota Batu, Sintiche Agustina saat ‘Festival Sanduk 2025’ yang digelar di Amphiteater Sendratari Arjuna Wiwaha, Sabtu (11/10).

Ratusan Lansia Lulusan S1 dan S2 di Kota Batu Diwisuda

“Usulan tersebut sudah mendapat tanggapan dari Kementerian Kebudayaan, dan sudah masuk tahap sidang penetapan. Selanjutnya tinggal penyerahan sertifikat penetapan WBTB. Makanya kami wajib melestarikan, salah satu dalam bentuk belum festival semacam ini,” ujar Iche.

Disparta Kota Batu mengusulkan ke Kementerian Kebudayaan untuk menetapkan Tari Sanduk sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) Kota Batu. (MVoice/M. Noerhadi).

Gelaran Festival Sanduk 2025 diselenggarakan Disparta Kota Batu bersama Paguyuban Sanduk se Kota Batu. Paguyuban ini menjadi sebuah payung bersama bagi grup-grup Tari Sanduk yang tersebar di seluruh desa/kelurahan Kota Batu. Event ini digelar dalam melestarikan kesenian tradisi seperti tari sanduk.

“Ada sebanyak 26 kelompok Tari Sanduk dari desa/kelurahan se Kota Batu yang mengikuti festival,” ujar Iche.

Dia menambahkan, pada festival tahun ini, grup-grup Tari Sanduk yang pentas tidak dilombakan. Event ini ditujukan sebagai ruang untuk mengaktualisasikan kreasi antar kelompok Tari Sanduk. Sehingga Disparta Kota Batu berperan dalam memberikan dukungan berupa uang pembinaan dan piagam penghargaan kepada tiap grup yang mengikuti Festival Sanduk 2025.

“Festival ini merupakan event tahunan, pada kali ini Disparta memberikan uang pembinaan sebagai bentuk dukungan melestarikan kesenian Tari Sanduk,” ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto menjelaskan, Tari Sanduk ini tak lepas dari atribut kultur Madura yang lambat laun berkembang di Kota Batu. Kesenian ini selalu dipentaskan untuk memeriahkan setiap penyelenggaraan di Kota Batu.

“Bisa dikatakan, ini ikon kesenian Kota Batu yang harus dijaga kelestarian dan eksistensinya,” ujar Onny.

Menurutnya, Disparta Kota Batu berkomitmen untuk memfasilitasi beragam seni budaya. Mengingat pengembangan destinasi wisata budaya menjadi prioritas sebagai strategi menarik minat kunjungan wisatawan. Untuk mendukung terwujudnya pengembangan wisata budaya, Disparta menyajikan berbagai pertunjukkan seni tradisi di Sendratari Arjuna Wiwaha.

Onny menambahkan, Sendratari Arjuna Wiwaha merupakan suatu infrastruktur kesenian yang menjadi kebanggaan Kota Batu. Suatu ruang elaborasi melakukan eksplorasi seni budaya tradisi. Terlebih di Kota Batu banyak terdapat kelompok seni yang konsen pada aras pelestarian seni budaya tradisi. Sehingga pemerintah juga hadir memfasilitasi ruang infrastruktur kesenian sebagai ruang pentas.

“Mereka butuh ruang dan dukungan untuk menampilkan kreasinya kepada audiens. Makanya kami memfasilitasi tempat yang representatif, yakni Sendratari Arjuna Wiwaha sehingga bisa menjadi ikon wisata budaya Kota Batu,” papar dia.

Ia menambahkan, penamaan Sendratari Arjuna Wiwaha dikaitkan dengan topomini gunung yang berada di Kota Batu, yakni Gunung Arjuna. Selain itu Arjuna juga lekat dengan nama lakon pewayangan. Lakon ini nantinya akan ditransformasikan dalam bentuk tarian yang akan dipentaskan di Sendratari Arjuna Wiwaha kepada wisatawan.

“Kami ingin Kota Batu seperti Yogyakarta yang punya Ramayana, Bali yang punya Tari Kecak. Nah di Batu ini punya Tari Arjuna Wiwaha,” ucap dia.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait