Tanggap Darurat Bencana Kota Batu Dicabut, Upaya Normalisasi Dimulai

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mendampingi Komandan Lanud Abd Saleh, Marsekal Pertama Zulfahmi meninjau Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu pasca banjir bandang.(istimewa)

MALANGVOICE – Pemkot Batu memulai masa transisi penanganan bencana banjir bandang per 18 November hingga dua pekan mendatang. Ini setelah masa tanggap darurat bencana diputuskan berakhir pada 17 November.

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, upaya normalisasi meliputi restorasi aliran sungai. Kemudian membangun rumah rusak milik warga akibat diterjang bandir bandang yang terjadi pada Kamis 4 November lalu. Total ada delapan unit rumah ambruk dihantam derasnya arus air bah. Hunian yang ambruk itu dibangun di sepanjang bantaran Kali Sambong, Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu.

“Kami akan mencarikan lahan untuk pembangunan tiga rumah rusak. Karena pemilik lima rumah lainnya akan membangun di lahan yang mereka miliki,” kata Punjul.

Pembangunan terhadap rumah yang rusak itu merupakan instruksi dari Kementerian PUPR. Lokasi lahan yang dilirik Pemkot Batu untuk pembangunan rumah berada di belakang rumah Kepala Desa Bulukerto. Harga lahan per meter persegi senilai Rp 2 juta. Pemkot Batu masih menghitung berapa luas lahan yang akan dibeli untuk pembangunan rumah.

“Semula kami memilih tanah kas desa untuk pembangunan. Namun kami batalkan karena butuh proses panjang. Sehingga berencana untuk membangun di belakang rumah kepala desa,” terang Punjul.

Punjul juga menjelaskan bahwa restorasi aliran sungai sudah berjalan maksimal. Hasil pantauan udara dirinya dengan Komandan Pangkalan Udara Abd Saleh, Marsekal Pertama Zulfahmi dari pesawat, menunjukan normalisasi terlihat mulai dari Desa Sumbergondo hingga Bulukerto.

“Kami juga antisipasi prakiraan BMKG terkait La Nina yang akan berlangsung hingga Februari. Sehingga jika nanti ada banjir, air bisa mengalir di sungai yang telah dinormalisasi ini,” papar Punjul.

Pemantauan udara di area hulu Kota Batu menggunakan Cassa NC 212 i. Pesawat terbaru produksi PT Dirgantara Indonesia itu memiliki kemampuan memotret dari udara.

“Kami memantau aliran sungai untuk mendapatkan visualisasi kegiatan apa yang akan dilaksanakan ke depan. Terutama mulai bulan ini sampai Februari. Kami siap bantu untuk pantauan udara termasuk kegaitan lainnya seperti reboisasi,” tegas Zulfahmi.(der)