Tanah Makam Perum BTU Sempit, Warga Protes

Warga BTU melihat pemakaman, Rabu (23/1). (Aziz Ramadani /MVoice)

MALANGVOICE– Habis sudah kesabaran warga Perumahan Bulan Terang Utama (BTU) Madyopuro, selama lima tahun lamanya. Mereka mengeluh soal fasilitas umum (fasum) maupun fasilitas sosial (fasos) yang belum dipenuhi oleh developer.

Ketua RW 17 Emik Gandamana menjelaskan, lima tahun lamanya soal fasum dan fasos belum ada kejelasan. Padahal semula, saat akan membeli, pihak marketing menjelaskan terkait fasilitas yang bakal dibangun, seperti tempat ibadah, puskesmas hingga sekolahan. Namun, saat ditagih terkait hal itu, pihak developer lepas tangan dengan dalih perumahan BTU merupakan perumahan bersubsidi.

“Kami kemarin telah berkirim surat bahkan juga bertemu Direktur Utama BTU Pak Umang Gianto. Tanggapan developer intinya tidak ada hak untuk memberikan fasum karena perumahan bersubsidi, perumahan murah,” ujar Emik ditemui awak media, Rabu (23/1).

Berulang kali warga terus meminta jalan keluar kepada developer. Akhirnya ada mulai dikerjakan masjid, Juni 2016 silam. Ditargetkan tempat ibadah tersebut rampung pertengahan 2017. Namun hingga saat ini belum juga selesai. Akibatnya warga BTU memanfaatkan bangunan bekas gudang sebagai masjid sementara.

Paling miris adalah fasilitas makam umum. Pantauan MVoice di lokasi, pemakaman berdekatan persis dengan rumah warga. Luasnya pun tak lebih dari luas lapangan bola voli. Makam yang sudah terisi 18 liang itu bahkan dekat dengan ceruk sungai dan dikhawatirkan longsor.

“Luasan lahan makam masih belum memadai dengan jumlah warga di perumahan sekitar 1000 KK (kepala keluarga) dan lokasi berada di pinggir sungai yang rawan longsor,” sambung dia.

Fasilitas lain yang urgen atau sangat dibutuhkan warga seperti tempat pembuangan sampah sementara ( TPS ), dan balai pertemuan warga. Balai pertemuan penting karena telah terbentuk RT/RW, ada kegiatan posyandu hingga pertemuan rutin PKK Penerimaan tamu dari eksternal untuk koordinasi pembangunan, pemberdayaan warga dan lingkungan.

“Selama ini kegiatan posyandu dan PKK selalu numpang ke rumah warga,” pungkasnya.

Terpisah, saat hendak dikonfirmasi, pihak developer BTU tak ingin berkomentar banyak. Salah seorang karyawan yang ditemui di kantor pemesaran mengaku Direktur Utama BTU Umang Gianto sedang keluar. Pihaknya menjanjikan akan dihubungi balik dengan meninggalkan nomor telepon awak media. (Hmz/Ulm)