Angin Kencang Diiringi Gelombang Tinggi Bikin Nelayan Tak Melaut

Perahu nelayan banyak yang parkir di pantai Sendang Biru. (Istimewa).

MALANGVOICE – Cuaca buruk yang melanda sebagian besar wilayah perairan Jawa Timur, khususnya wilayah Kabupaten Malang, memaksa para nelayan untuk mempertimbangkan aktivitas mencari ikan di laut.

Salah satu pemilik kapal nelayan di Pantai Sendangbiru, Sudarsono, mengatakan jika sudah lebih dari satu minggu terakhir, para nelayan lebih memilih untuk tidak melaut karena selain gelombang tinggi, juga diiringi angin kencang.

“Mereka tidak berani melaut, karena gelombang tinggi dan anginnya kencang,” ungkapnya.

Akan tetapi, lanjut Sudarsono, untuk mengisi kekosongan waktu karena tidak melaut, nelayan melakukan perbaikan kapal dan jaring. Namun, ada juga yang pergi bertani atau menjadi buruh.

“Jika melihat kondisi angin kencang dan gelombang tinggi ini, biasanya terjadi hingga bulan Februari, kadang juga hingga Maret tapi jarang. Ini merupakan siklus tahunan, setiap Januari selalu begini. Kami menyebutnya sebagai musim barat,” jelasnya.

Sementara itu, Forecaster on Duty Andy, Hermanto menjelaskan, berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, Surabaya,sebagian besar wilayah perairan Jawa Timur diprediksi ketinggian gelombang hingga enam meter. Gelombang tinggi hingga enam meter ini terjadi di Laut Jawa bagian timur. Kisarannya, antara 2,5 meter hingga 6 meter.

Sedangkan, untuk di Selat Madura ketinggian gelombang bekisar antara 1 hingga 2,5 meter. Sedangkan di Samudera Hindia Selatan Jawa Timur berkisar antara 2 hingga 5 meter. Sedangkan gelombang laut mencapai empat di perairan Masalembu dan Bawean.

“Waspadai ketinggian gelombang bisa mencapai 6 meter di Laut Jawa bagian timur dan perairan Kangean. Gelombang mencapai 5 meter diperairan utara dan selatan Jatim dan Samudera Hindia selatan Jatim,” jelasnya.

Andy menjelaskan, untuk kecepatan angin di Laut Jawa maksimal mencapai 35 knot atau 64 kilometer per jam. Sedangkan di Samudera Hindia selatan Jawa Timur sebesar 59 kilometer per jam, atau 32 knot.

“Arah angin umumnya berhembus dari barat daya menuju barat laut. Tapi di kawasan pesisir juga diperkirakan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hal ini berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian timur, perairan Masalembu, Bawean, Kangean, perairan utara Jatim dan Selat Madura serta perairan Gresik,” pungkasnya. (Hmz/Ulm)