Mahasiswa FT UB Sabet Juara I dalam Lomba Design Innovation Project 2018

Tim Witter 64 mahasiswa teknik UB. (Istimewa)

MALANGVOICE – Mahasiswa jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) berhasil sabet juara I dalam perlombaan Design Innovation Project 2018 yang diadakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu.

Ketua Tim Witter 64, Gatot Iman mengatakan jika perlombaan dimulai sejak bulan Oktober. Peserta yang terdaftar akan dinilai proposalnya oleh para juri agar lolos ke tahap final.

“Tentu penilaian ini berlangsung sangat ketat, karena dari penilaian para juri yang berhak untuk mengikuti babak final yang akan berlomba pada 17 hingga 19 Januari 2019 hanyalah lima tim,” katanya.

Lima Finalis yang tersisa yakni berasal dari Universitas Jember, Universitas Gajah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Bandung serta Universitas Brawijaya.

Sedangkan tema yang diusung yakni pengendalian banjir terpadu dalam mencapai visi pembangunan nasional di daerah aliran Sungai Citarum khususnya daerah Daeyeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Berangkat dari permasalahan sungai Citarum yang sering terjadi banjir, Tim Witter-64 berhasil menganalisa alasan dibalik fenomena tersebut. Banjir yang terjadi disebabkan oleh sedimentasi yang menyebabkan pendangkaalan. Sedimentasi yang terjadi karena adanya erosi lahan, limbah cair dan limbah sampah.

“Ide yang kami bawakan untuk pengendalian banjir terpadu di Sungai Citarum sebenarnya cukup sederhana yakni dengan menggunakan dua perencanaan yaitu perencanaan struktural dan non-struktural,” paparnya.

Perencanaan struktural yang dimaksud yaitu dengan normalisasi atau pengerukan sedimen di dasar sungai Citarum untuk menambah kapasitasnya dengan melebarkan penampang sungai.

Ia pun menjelaskan untuk memaksimalkan normalisasi, digunakannya konsep green barrier atau sering disebut penghijauan di sempadan sungai menggunakan pohon Rasamala yang dapat mengurangi limpasan air permukaan dan dapat mengurangi erosi. Selanjutnya, terdapat perencanan IPAL untuk mengurangi pencemaran limbah domestik rumah tangga.

Sedangkan perencanaan non-struktural berkaitan dengan pembuatan regulasi, edukasi masyarakat, dan adanya penunjang struktural seperti relokasi dan revitalisasi.

“Semoga dengan kemenangan kami ini, teman-teman diluar sana bisa lebih termotivasi dalam mengembangkan kemampuan dalam diri untuk memberikan prestasi yang terbaik untuk nama besar Jurusan, Fakultas dan Universitas,” pungkasnya. (Hmz/Ulm)