MALANGVOICE – Tak perlu jauh-jauh ke Singapura untuk melihat ratusan jenis anggrek yang cantik. Di Kota Batu, ada greenhouse De’Orchiganic untuk menikmati keindahan bunga tersebut.
Ladang Anggrek, di Desa Dadaprejo Kota Batu dapat menjadi destinasi wisata yang perlu dikunjungi untuk menghabiskan libur bersama keluarga.
Di tempat ini, ragam jenis bunga Anggrek cukup lengkap, begitu juga dengan fasilitas pendukung wisatanya. Sebab ladang Anggrek sendiri tidak hanya fokus pada budidaya anggrek saja. Tapi juga pembibitan hingga pemasarannya. Semua sektor itu dapat dinikmati dalam satu tempat yang sama.
Seperti jenis anggrek mulai dari Grammatophyllum, Phalaenopsis, Dendrobium, Vanda, hingga Cattleya.
“Ya, yang menarik dari lokasi Ladang Anggrek, selain lokasinya cukup bagus, ditambah banyaknya jenis anggrek yang mekar menjadikan ladang anggrek semakin bagus untuk berfoto,” ungkap Oktavian Nuzila (22) salah seorang pengunjung.
Selain itu, di sini juga cocok untuk mengisi hari libur. Pengunjung bebas mengabadikan gambar. Selain itu juga bisa mengetahui dan mempelajari dengan banyaknya jenis bunga anggrek.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sandriana Kelurahan Dadaprejo, Fathul Yasin mengatakan, di sini pengunjung tidak hanya disuguhkan dengan banyaknya tanaman anggrek, pengunjung juga bisa mendapatkan edukasi pembibitan dan juga bisa membeli tanaman anggrek dengan harga yang cukup terjangkau.
“Untuk harga menyesuaikan jenis anggreknya, seperti jenis anggrek Dendrobium masih kecil dijual seharga Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu. Sedangkan yang sudah berbunga harganya bisa sampai jutaan,” ujar Yasin
Selain itu, juga tergantung jenis silangan anggrek itu. Semakin langka, semakin mahal juga harganya. Karena nama hasil silangan itu harus didaftarkan di Inggris untuk mendapatkan legalitas.
Dirinya menyarankan, bagi pengunjung yang tengah mempunyai anggrek atau merawat, baiknya diletakan di lokasi terbuka dan di suhu 35 derajat. Selain itu agar tidak terlalu banyak di siram.
“Minimal 3 kali di siram dan usahakan Anggrek yang sudah mekar jangan sampai terkena air, sebab hal itu menyebabkan bungga mudah busuk,” terangnya.
Plt Dinas Pariwisata Kota Batu, Imam Suryono mengapresiasi Kelurahan Dadaprejo yang komitmen mewujudkan kampung anggrek. Saat ini, kurang lebih ada 40 orang yang membudidayakan anggrek.
“Itu bisa jadi branding untuk Kelurahan Dadaprejo sebagai kampung anggrek. Sehingga, masyarakat tak perlu jauh-jauh untuk mengetahui anggrek,” ucapnya.
Adanya kampung anggrek itu, Imam menambahkan bis menjadi alternatif wisata edukasi. Apalagi, beberapa dari mereka seringkali mengikuti kontes anggrek hingga tingkat nasional.
“Variatesnya banyak dan bisa melihat serta belajar langsung budidaya anggrek,” tuturnya.(Der/Aka)