Tahun ke 2 Covid-19, Pendapatan Penjual Bendera di Malang Merosot

Salah satu pembeli sedang melihat-lihat bendera yang dipajang dipinggir jalan, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Memasuki tahun ke dua pandemi Covid-19 ternyata tidak menunjukkan perbaikan nasib beberapa sektor dagang. Penjual bendera merah putih yang selalu ramai saat menjelang hari kemerdekaan Indonesia terlihat sepi pembeli.

Salah satu penjual bendera di sekitaran Sawojajar, Kota Malang, Anton (42) mengaku pendapatannya mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2020 lalu.

“Sekarang musim pandemi (Covid-19) ini lagi naik-naiknya. Orang gak mikir bendera, meski sekarang kam pesta rakyat ya. Tapi kan pandemi, orang gak mikir ini (pesta Agustusan). Mungkin sekarang fokus ke kesehatan sama menghindar dari bahaya Covid-19,” ujarnya Selasa (3/8).

Anton yang berjualan bendera sejak tahun 1995 itu, menyampaikan pada tahun-tahun sebelumnya per hari dia bisa mengantongi uang sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta. Namun di tahun 2021 ini ia hanya bisa mengantongi Rp800 ribu sampai Rp1 juta saja.

“Saya mulai jualan sejak tanggal 25 kemarin sampai 16 Agustus mendatang. Tapi selama beberapa hari berjualan turun drastis. Apalagi ada PPKM ini juga, yang level ini yang level itu. Susah jadinya,” keluhnya.

Berlangsungnya PPKM Level 4 itu menjadi salah satu penyumbang pendapatan penjual bendera mengalami penurunan. Dengan larangan kegiatan yang menimbulkan kerumunan, warga jadi enggan membuat kegiatan hiburan seperti karnaval hari kemerdekaan.

“Sekarang ya rata-rata beli buat dipasang di rumah atau di gang gitu mas. Kalau tahun-tahun sebelumnya kan ada karnaval ramai-ramai. Sekarang saya kira gak ada,” terangnya.

Anton berharap agar pandemi Covid-19 bisa cepat selesai. Sehingga perekonomian bisa kembali normal.”Biar masyarakat bisa beraktifitas seperti semula. Kalau gini terus mau makan apa kita nanti,” harapnya.(end)